Bab 64

30.3K 3.8K 193
                                    

Happy Reading ;)

Kalau ada typo, aku minta tolong buat tandai ya, guys. Makasih.

¢¢¢

Ezriel terbangun dengan nafas  ngos-ngosan seperti di kejar anjing gila. Menghapus keringat di pelipisnya. Matanya menatap sekeliling, dahi dia mengernyit aneh ketika dia terbangun di kamarnya bukan di kamar milik anaknya. Padahal kan seingat nya semalam dia tidur di kamar anaknya.

Dia masih tidak menyangka Luna sudah meninggalkan dia bersama anaknya selamanya. Padahal dia baru saja akan merasakan namanya keluarga kecil yang bahagia. Tidak lama kemudian mata dia menangkap sesuatu, sontak mata dia membulat ketika melihat tanggal yang tertera di kalender. Setelah itu dia segera turun dari ranjangnya untuk mencari keberadaan istrinya. Dan benar saja istrinya itu ada sedang duduk manis di depan layar persegi empat sambil tertawa terbahak-bahak.

Ezriel tersenyum lega. Jadi, itu semua hanyalah mimpi. Mimpi yang sangat menakutkan.

Ezriel menghampiri dan memeluknya dari samping seperti tidak ingin kehilangan seseorang. Seseorang yang begitu sangat dia cintai, siapa lagi kalau bukan Luna, istrinya.

"El, kamu kenapa?" Heran Luna. Bukannya menjawab pria itu malah semakin mempererat pelukannya.

"Kamu mimpi buruk?" Tebak Luna. Dan tebakan itu membuat Ezriel melepaskan pelukannya dan menatap Luna sambil mengangguk pelan.

"Mimpi apa?" Tanya Luna sambil menyuapkan potongan buah kedalam mulutnya. Ezriel kemudian menceritakan mimpinya itu. Didalam mimpi itu Luna mengalami kecelakaan ketika masih mengandung dan meninggalkan dia bersama anaknya di dunia ini. Di dalam mimpinya juga Zean terus saja menyalahkan kepergian Luna dan menjadi sosok pria yang pendiam dan tidak seceria biasanya.

Luna menatap lekat wajah Ezriel dan dia melihat mata Ezriel yang memerah ketika menceritakan mimpinya itu. Dia yakin pasti di dalam mimpinya itu Ezriel terus menangisi kepergian nya apalagi dia meninggalkan beserta anaknya yang baru saja terlahir.

"Nggak usah di pikirin itu cuman mimpi aja. Mimpi 'kan cuman bunga tidur. Aku pernah denger kalau seseorang memimpikan orang meninggal, artinya orang yang meninggal di mimpi itu bakalan panjang umur. Lagian aku sekarang baik-baik aja termasuk bayi kita. Jadi kamu nggak usah khawatir, ya?" Kata Luna tersenyum sambil menghapus sudut mata Ezriel yang terdapat bekas air mata.

Ezriel mengangguk pelan, "Tetap aja aku khawatir, pokoknya kamu dari mulai sekarang nggak usah kemana-mana diem aja di rumah. Kita tunggu aja kelahiran bayi kita berdua. Aku juga udah siapin nama buat bayi kita."

"Yang bener?" Tanya Luna dengan wajah berbinar mendengar bahwa Ezriel sudah menyiapkan nama untuk bayi mereka berdua.

"Iya. Di mimpi aku juga wajah anak kita mirip sama aku dan nggak ada mirip nya sedikitpun sama kamu." Bangga Ezriel. Luna memutar bola matanya malas tidak adil sama sekali.

"Kalo gitu nama buat anak kita nanti siapa?" Tanya Luna penasaran.

"Kepo." Balas Ezriel sambil ngibrit menjauh dari Luna. Sontak Luna membulatkan matanya dan melihat kepergian Ezriel dengan wajah kesal.

"Baby El, nanti kamu gedenya jangan kayak papah, ya? Kamu mirip sama buna aja, oke? "Ujar nya mengelus perutnya. Dia berharap kelakuan Ezriel yang aneh dan menjengkelkan tidak menurun kepada anaknya.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang