Bab 54

45.3K 6.4K 491
                                    

Adakah yang masih nunggu cerita ini? Aku harap masih ada ya (ಥ ͜ʖಥ)

Happy Reading ;)

¥¥¥

Ezriel tipis ketika mengingat kejadian di rooftop waktu itu. Kejadian itu ketika dua minggu lagi mereka akan menikah.

"Laluna. Seharusnya aku sekarang menganggil dia dengan nama Luna, bukan lagi Ananta."

Air mulai menumpuk di pelupuk Ezriel. Dia merindukan sosok gadisnya itu. Gadis yang meninggalkan dia terlebih dahulu ketika acara pernikahan mereka sedang berlangsung.

Dia memejamkan mata dan setetes demi tetes air mata mulai turun, dia masih belum percaya saat ini bahwa gadisnya sudah pergi meninggalkan dia. Satu fakta lagi yang membuat dia tidak percaya adalah orang yang menembak itu adalah Arga.

Dia masih tidak menyangka Arga sangat terobsesi dan ingin memiliki Ananta. Sampai-sampai Arga ingin membunuh dirinya.

Persahabatan mereka berdua hancur karena masalah seorang gadis.

Arga. Pria itu memang setelah salah sasaran dan menembak Ananta langsung menyerahkan diri ke polisi. Bahkan, pria itu menyerahkan diri dengan tatapan kosong. Tidak menyangka dia malah salah sasaran dalam menembak. Dia malah menembak gadis yang dia cintai.

Padahal pernikahannya itu dijaga ketat oleh bodyguard, namun Arga tetap lolos dan berhasil masuk kedalam hotel tempat acara pernikahan berlangsung.

Ezriel menghapus sudut matanya, di berjalan kedalam toilet untuk mencuci muka. Menatap cermin dengan senyum miris. Memang setelah kepergian gadisnya. Dia sudah tidak mengurus diri. Di mulai rambutnya sudah mulai gondrong, terdapat kumis dan janggut tipis, mata panda, pipi tirus, dan berat badannya saja bahkan turun cukup drastis.

Setelah kepergian gadisnya juga, kedua sahabat Ananta sendiri sudah tidak berada di negara ini. Mereka berdua pergi keluar negeri untuk melanjutkan kehidupan mereka agar tidak terbayang-bayang tentang Ananta.

Ezriel bahkan belum bertemu lagi dengan keluarga gadisnya, terakhir dia bertemu ketika hari pernikahannya saja.

Alpha sudah kehilangan Luna, lalu bagaimana dia memimpin sebuah perkumpulan itu lagi tanpa Luna nya.

Geng yang dia pimpin saja, untuk sementara Genta yang pimpin. Dia butuh istirahat dan ketenangan terlebih dahulu. Bayang-bayang tentang gadisnya memang masih terus berada di kepalanya.

Dia keluar dari apartemen nya, sepertinya dia harus mencari udara segar terlebih dahulu.

Ezriel membawa motornya dengan kecepatan sedang. Dia membawa motor itu tanpa tujuan. Menghela nafas kasar ketika dia malah kembali mengingat gadisnya.

Ezriel memberhentikan motornya ketika matanya melihat anak kecil yang dia kenali sedang berada di taman yang tidak jauh dari mansion anak kecil itu. Turun dari motor dan berjalan kearah anak kecil itu.

"Evin."

Kelvin mendongak dengan wajah berbinar, bocah itu turun dari kursi dan segera memeluk kaki Ezriel erat.

"Bang El, kemana aja?" Kelvin mendongak untuk melihat wajah Ezriel.

Ezriel tersenyum tipis, pria itu menyetarakan tingginya dengan kelvin.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang