Bab 68 (END)

78.2K 3.9K 163
                                    

Happy Reading :)

***
"Astaga, Ez!! Kamu ngapain disana?!"

Sang empu yang di teriaki menunduk dan cengengesan, menampakkan gigi kecilnya yang sudah tersusun rapi.

Tiba-tiba raut sang anak berubah menjadi murung dan sedih. Luna mengernyit bingung melihat perubahan sang anak yang begitu cepatnya.

''Iyam tuh lagi galau, bun."

Luna melongo karena shock. Apa barusan dia tidak salah dengar atau anaknya itu yang salah dalam pengucapannya. Ezra galau? Anak kesayangan nya itu sedang galau?

"Galau? Anak buna galau kenapa?"

Bukannya menjawab anak kecil itu malah terdiam. Perilakunya itu persis seperti orang yang baru putus hubungan dengan orang spesial saja. Apa benar bocah itu galau? tapi galau karena siapa? Dan apa penyebabnya?

"Yaudah kalau Ezra enggak mau jawab. Sekarang Ezra turun, ya?" Titah Luna dengan suara lembut sembari tersenyum.

Bukannya menurut bocah itu malah menggeleng-gelengkan kepalanya tanda menolak untuk turun.

"Ezra sayang ayo turun. Kamu enggak mau 'kan nanti jatoh terus badannya banyak luka?"

Ezra masih keukeuh dalam pendiriannya, bocah itu tidak mau turun sama sekali. Malah sekarang bocah itu sedang memeluk batang pohon yang berada di sampingnya.

"Ezra turun, ya? Nanti bentar lagi papah pulang lho.'' Bujuk Luna masih dengan senyuman di wajah cantiknya yang tanpa riasan.  

Ezra menggelengkan kepalanya, dia menjawab dengan bibir yang melengkung kebawah, ''Iyam, enggak mau turun. Iyam, mau disini aja sama pohon."

Baru saja Luna akan membuka mulutnya lagi, suara dari arah sisinya membuat dia menoleh.

"Lho kamu ngapain disini sayang? Terus Ezra nya kemana?" Tanya Ezriel sambil matanya menatap sekitar.

Luna meringis, lalu dia menunjuk keatas menggunakan dagunya. Ezriel mengikuti arah pandang istrinya.

Ezriel terlonjak sampai paperbag yang di tangannya jatuh kebawah ketika melihat si bocil sedang diatas pohon sambil memeluk batang pohon, "Astagfirullah! Eh, Astaga! Ez, kamu ngapain diatas sana?!" Teriaknya.

Ezra melepaskan pelukannya, dan berpura-pura menghapus pipinya, dia berujar, "Iyam lagi galau, pah.''

Sekarang giliran Ezriel yang melongo. Dia menoleh kearah Luna meminta jawaban apa maksud dari ucapan dari anaknya itu.

"Anak kita tadi juga jawabnya gitu sama aku. Aku enggak tau dia galau karena apa. Aku juga udah suruh buat turun malah enggak mau, katanya mau sama pohon aja."

Ezriel menghela nafas lelah. Anaknya itu memang sedikit bandel atau bisa dibilang sangat bandel. Dalam seminggu ada saja kelakuannya untuk memanjat pohon.

Ezriel tidak tahu kenapa anaknya itu bisa memanjat pohon. Padahal dia tidak pernah sekalipun memanjat pohon ketika didepan sang anak, apalagi sampai mengajarkan untuk memanjat pohon. Tidak pernah sekalipun.

Ezriel menoleh kearah Luna. Dia ingat kenapa anaknya itu bisa sampai memanjat pohon di umurnya yang masih 3 tahun ini. Ini pasti akibat dari istrinya yang suka sekali memanjat pohon ketika mengidam Ezra.

"Mas? Kamu ngapain liatin aku kayak gitu?" Luna menatap Ezriel penuh selidik.

Ezriel gelagapan, kemudian menggelengkan kepalanya, "Enggak ada apa-apa kok. Aku cuman heran, kenapa istri aku tiap hari selalu aja  cantik." Ujarnya sambil mengelus perut Luna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang