Bab 62

35.8K 4.2K 174
                                    

Adakah yang masih nunggu? ;((

Happy Reading ;')

¢¢¢

Beberapa bulan sudah berlalu, kini usia kandungan Luna sudah menginjak 8 bulan. Baik Luna maupun Ezriel mereka sudah menyiapkan perlengkapan untuk menyambut kedatangan baby El. Bahkan kedua keluarga besar dari Anderson dan Mahadi juga mulai menyambut kedatangan cucu pertama nya.

Bisa di artikan kalau Baby El itu merupakan bayi yang sangat spesial nantinya. Malah diperlakukan sangat spesial meskipun belum terlahir ke dunia pun.

Ezriel baru saja turun dari kamarnya, pria itu memang baru saja bangun karena dia baru tidur ketika malam sudah larut yang bahkan tidak bisa dibilang malam melainkan pagi hari. Bukan hanya Ezriel saja melainkan Luna juga. Kalian sudah pasti tahu apa yang menyebabkan kedua pasangan itu tertidur sangat malam. Jangan berpikiran aneh-aneh sudah pasti Ezriel menjaga Luna seperti bayi, karena istrinya itu pasti akan meminta hal yang aneh-aneh kepadanya. Contohnya saja Ezriel akan menjadi tukang pijit dadakan karena istrinya mengeluh bahwa kakinya sangat pegal-pegal.

Tetapi yang lebih mengherankan nya dia saja masih mengantuk, berbeda dengan istrinya yang sekarang sedang menatap sebuah layar persegi panjang di depannya sambil memeluk sebuah boneka lumba-lumba. Pertanyaan nya sekarang apakah istrinya itu tidak mengantuk?

Ezriel berjalan menuju Luna berada dan duduk di sebelah Luna yang masih fokus menatap sebuah tayangan yang juga tidak dia ketahui sama sekali itu tayangan apa.

"Lagi nonton apa, sayang?" Ujar Ezriel sambil mengelus kepala Luna.

Luna menoleh sebentar kemudian tatapannya tertuju lagi pada tayangan tadi, "Biasa, lagi nonton konten-konten para bujang." Ujarnya tanpa melirik Ezriel sedikit pun.

Ezriel mengangguk paham ternyata si para bujang itu lagi, "Makin rajin nonton yang kayak gituan, biasanya paling drakor doang." Herannya.

"Sengaja, siapa tahu anak aku nanti gantengnya mirip oppa-oppa Korea atau nggak mirip orang Korea lah." Jawab nya sambil mengelus perut buncit nya.

"Nggak kalah ganteng tuh aku sama para bujang-bujang kamu. Malah lebih ganteng aku."

"Dia sama kamu beda."

"Bedanya apa?"

"Kalau para bujang cuman bisa liat di televisi dan ponsel, sedangkan kamu nyata di depan mata. Lebih singkatnya aku bosen liat wajah kamu yang itu-itu terus, kali-kali berubah kayak bubu dong."

"Ck. Nggak nyambung. Lagian anak aku pasti bakalan ganteng kok tanpa nonton kayak gituan. Papahnya aja ganteng gini, masa anaknya entar dekil." Sombong Ezriel.

"Mau tak hih deh rasanya punya suami sok kegantengan, sok pinter, sok keren, sok kecakepan kayak gitu. Ya meski kenyataannya itu beneran nggak boongan si." Gumam Luna.

"Ngomong apa barusan, hm?" Tanya Ezriel mendekatkan wajahnya tepat di depan wajah Luna yang sedang menonton tayangan televisi.

"Aishh." Luna menutup wajah Ezriel dan mendorong nya agak menjauh dari wajahnya, "Ngapain harus di deketin segala si?" Dumelnya.

Ezriel menaikkan alis sebelahnya. Apa ada yang salah dengan perlakuannya barusan padahal biasanya Luna tidak sampai mendumel seperti itu, "Emang kenapa?"

"Bau jigong." Luna mencebik bibirnya kesal. Dia tidak bohong sama sekali Ezriel memang beneran bau jigong sekarang. Suaminya itu pasti belum sikat gigi dan cuci muka terlihat wajahnya yang masih keliatan baru bangun tidur.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang