Bab 47

44.6K 6.4K 347
                                    

Ini merupakan chapter terpanjang yang pernah aku ketik ಥ‿ಥ

Happy Reading

❀❀❀

"Gimana lokasinya udah ketemu?" Ezriel duduk dan langsung menanyakan itu. Dia sangat ingin tahu keberadaan Ananta.

Lio mengangguk dan menatap layar komputer, "Lokasi Ata udah ketemu. Cuman Lio bingung kenapa Ata bisa berada di hutan itu." Ujarnya lalu membalikan tubuh.

"Hutan mana emang?" Ezriel mengeryit dan dia mendekati Lio.

"Di hutan Capella."

Dia tahu hutan itu. Hutan yang sangat jauh dari pemukiman warga dan hutan yang jauh dari jalan raya. Namun kenapa Ananta bisa sampai berada disana.

Dia sangat bersyukur ketika mengingat bahwa dia itu menyimpan alat pelacak di kalung Ananta. Dia memang membuat kalung itu khusus untuk Ananta. Semenjak sebelum kasus Ananta didorong dari atas rooftop dia memang sering merasakan perasaan yang tidak enak.

"Si Arga kemana?" Tanya Darel yang tiba-tiba datang dan menanyakan itu.

"Lio Nggak tau. Arga emang udah lama nggak dateng lagi ke markas."

Ezriel dia memang berada di markas The Wolves bersama anggota lainnya. Untuk mencari keberadaan Ananta tentunya.

"Lo nggak ngasih tau tentang ini ke bonyoknya Ananta?" Pertanyaan itu datang dari Ale. Membuat seluruh pasang mata menatap Ezriel.

Ezriel berjalan dan membaringkan tubuhnya di sofa. Pria itu menutup mata menggunakan salah satu lengannya, "Orang tua nya Ananta lagi ada di luar negeri. Dan gue nggak bakalan hubungin mereka dulu, takutnya malah menghambat pekerjaan papah nya dan gue nggak mau buat mereka khawatir juga."

Semua orang yang berada disana membulatkan matanya tidak percaya. Kecuali, Genta. Baru kali ini mereka melihat seorang Ezriel berbicara panjang seperti itu. Ini merupakan keajaiban yang luar biasa. Apakah mereka perlu mengadakan acara syukuran.

🐬🐬🐬

Ananta menggeliat ketika merasakan ada orang yang sedang mengelus kepalanya. Dia membuka mata perlahan, tepat di depan wajahnya ada seseorang yang sedang menatapnya.

Ananta beringsut untuk mundur, namun pria itu malah menahan lengan Ananta.

"Ananta. Lo tahu seberapa cinta gue sama lo?" Arga menyelipkan rambut Ananta dibelakang telinga.

Untung saja Ananta malam ini tidak mematikan lampu. Sehingga dia bisa tahu siapa orang yang sudah memasuki kamar malam-malam seperti ini.

Ananta was-was ketika Arga mendekatkan wajahnya.

Ananta menampar pipi Arga ketika pria itu mengecup bibirnya. Mata dia melotot tajam kearah Arga.

"Elo.. " Ananta akan bangkit namun kedua tangan dia ditahan di atas kepalanya oleh Arga.

Arga pria itu yang tadinya duduk di tepi ranjang sekarang dia berada di atas tubuh Ananta dan kedua lututnya sebagai penahan agar tidak menindih tubuh Ananta. Pria itu mengelus pipi Ananta.

Figuran Novel (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang