13🥛

24.9K 6.3K 4.7K
                                    

awal-awal chap emang ga terlalu banyak nunjukin sudut pandang dilla guys, mungkin nanti di chap pertengahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




awal-awal chap emang ga terlalu banyak nunjukin sudut pandang dilla guys, mungkin nanti di chap pertengahan.





3. Jatuh





Sudah 3 hari mereka diam-diaman.

Kalau lagi panas gini yang lain nggak berani nimbrung, malah makin rumit. Luna pun tak memihak siapapun dan berada di tim netral, karena dua-duanya tak bisa dibenarkan.

Ini juga bukan pertama kalinya mereka bertengkar. Dulu Ical juga pernah pukul Ale sampai patah hidungnya karena mantannya, atau Ale meninggalkan Ical sendirian di jalan karena berdebat, bahkan dibuat masuk rumah sakit pun pernah.

"Apa cuma gue doang yang nggak tau ada masalah apa?" bisik Zia pada Nathan karena Ical meminta pindah tempat di samping Luna.

"Hm, lu doang." jawab Nathan cuek.

"Ceritain," rengek Zia. Ia sampai merinding melihat Ale yang biasanya bawel mendadak diem doang selama di kelas. "Masalahnya apa sih? Nath,"

"Sssst," Gibran di depan mereka menoleh dengan decakan.

Zia langsung mencibir. "Iya iya buset,"

"Diem lu diem," Nathan menimpuknya dengan pensil. Zia menggerutu sebal.

Sementara itu Ale di tempat duduknya masih diam tanpa ekspresi. Ia tak berserela melakukan kegiatan apapun. Sejak kemarin pun banyak orderan dessert masuk yang belum ia kerjakan.

Beginilah resiko jika Ale dan Ical bertengkar, banyak yang kacau.

Pertama dessert, kedua futsal karena sebentar lagi mereka ada turnamen.

Bel pulang berbunyi, semua murid berhamburan keluar dari kelas termasuk Ale yang langsung pulang tanpa pamit pada yang lain. Kursi Ical pun sudah kosong.

"Ale..."

Ia menoleh, melihat Luna menghampirinya. Kebetulan di samping cewek itu ada Dilla yang sedang bermain hp.

"Baikan yuk, gue yang sengsara kalo kalian berantem," lirih Luna. Ale tetap tak menggubris.

Dilla pun mendongak, melirik Ale di depannya. "Kenapa mereka?" tanyanya pada Luna.

"Berantem gede," bisik Luna. "Sumpah ya kalo mereka masih diem-dieman nggak ada yang nemenin gue karokean tar malem."

"Lo balik sendiri Lun," Ale akhirnya bicara. "Gue ada latihan futsal."

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang