26🥛

23.5K 6.6K 6.2K
                                    


udahan napa le cueknya, ada yg kangen ituloh...

udahan napa le cueknya, ada yg kangen ituloh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




26. Egois













"Dilla masih mau ambil sesi les?"


Dilla mendongak, ia duduk di kursi paling belakang sendirian karena Ale dan Ical sudah pindah jam les sejak minggu lalu. Ia menunduk sebentar sambil memainkan hp.

"Dilla?" panggil guru les lagi. "Ini soalnya Ale sama siapa tuh namanya yang satu, oh si Ical, katanya mereka ambil paket sebulan lagi."

"Buat kapan?"

"Apanya?"

"Malem atau sore?"

"Mereka?"

Kenapa Dilla menanyakan ini....

"Malem deh kayaknya, yang sore udah penuh soalnya."

Dilla mengulum bibir, ia kemudian mengangguk pelan. "Satu bulan lagi," katanya. Bersamaan dengan itu jam sudah menunjukkan pukul 8 malam artinya dia harus pulang ke rumah.

Dilla mengambil totebagnya di meja, lalu beranjak dan pamit pada guru les sebelum keluar. Ia memeriksa hpnya, berfikir akan meminta jemput Kai atau memesan taxi yang belum tentu ada.


Naik bis? Akan sedikit lama jika malam.


Dilla tau dia tidak memiliki kendaraan pribadi walau Kai sempat menawari membelikan motor. Pulang atau berangkat sekolah pun dia tidak mengandalkan siapapun walau Nayya bisa selalu ada.


Dilla berdiri di depan gedung lesnya, menatap jalanan malam yang ramai. Kai belum membalas pesannya dan tidak ada taxi yang lewat. Sepertinya ia harus berjalan lebih jauh menuju halte.

"Dill??"

Ia berbalik, kebetulan melihat Ale dan Ical hendak masuk ke gedung les. Ical tampak sumringah dan menghampirinya sementara hanya menunggu di depan gedung.

"Heh kok udah pulang dari les?? Untung ketemu,"

"Lo ngapain ke sini?" tanya Dilla seakan memperjelas bahwa mereka telah mengganti jam les menjadi sore.

Ical nyengir lebar. "Tadi kita abis les ke warnet, terus Ale ngajakin makan, eh gue keinget elo masih di les-lesan yaudah ke sini deh."

"Jadi?"

"Ayo lah ikut makan,"

Dilla melirik Ale yang tampaknya setia berdiri di tempatnya. "Tuh temen lo kayaknya nggak minat,"

"Siapa? Ale?" Ical langsung tertawa. "Yang penting gue ngajakin kan, ayolah nanti sekalian pulang bareng."

Dilla mendengus, jawaban barusan seolah-olah memang Ale tidak sudi ada dia. Haruskah dendam sampai selama ini?

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang