35🍰

21.7K 6.1K 3.7K
                                    



35

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.







35. Harapan



Benar, hanya Tuhan yang tau soal takdir.



Tenang, Dilla sudah mempersiapkan diri kapanpun ia betemu orang ini di masa depan, jangan berharap akan ada sapa harmonis karena mereka pernah saling kenal.


Jadi meski baru saja Ale mengabaikan kehadirannya tanpa menyapa atau mengeluarkan satu kata pun, sebenarnya Dilla sudah mempersiapkan diri.


Walau agak sedikit melemas.




Puput adalah teman kuliahnya, mereka memang sering saling membantu dulu. Awalnya dia ditawari pekerjaan saja sampai akhirnya dapat kesempatan menyewa apartemen dengan harga yang lebih murah dari kos-kosannya. Tidak mungkin Dilla menolak.

Kai pun belum tau soal ini, dan jika tau bisa marah besar. Dia sudah sering berbohong pada abangnya itu.


"Kak??"

"Iya," Dilla berbalik badan sambil menguasai diri setelah lama terpaku. "Saya itu, utusannya Bu Puput."

"Udah tau kan kerjanya di pihak kasir sama saya?" tanyanya.

"Tau," Dilla mengangguk. "Bisa mulai kerja kapan?"

"Kamu urus keuangan ya, sini aku ajarin ketentuannya. Btw tadi nggak kenalan dulu? Orang yang itu yang di depan kamu tadi Bos kita, temennya Bu Puput." kata Naura sambil cengengesan. "Cakep pisan ya."

Dilla samar-samar tersenyum, tak menanggapi apapun.

"Ohiya nama aku teh Naura, kamu Dilla bukan?"

"Bener," Dilla mengangguk singkat.

"Salam kenal ya, akhirnya depet temen kerja seumuran. Soalnya rata-rata ya yang kerja di sini pada udah tua semua..." ucap Naura dengan logat sundanya.

Dilla mengangguk paham. "Aku cuma kasir aja?"

"Bener, tapi tiap pagi setor ke Pak Ale ya buat laporan pembelian yang udah masuk. Pokonya kamu jelasin secara rinci, mulai dari berapa yang dibeli sama uang apa aja yang kepake."

Dilla mengangguk paham, jurusan akutansi yang ia ambil ternyata bisa berguna. "Oke,"

"Semangat kerja Teh Dilla—"

"Dilla aja."

"Oh oke oke, aku mau keluar dulu ya ambil makanan dateng. Kamu udah makan belum??" tawarnya. Tampak sekali aura ramahnya.

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang