Ical - Luna - Ale
12. Kacau"Gila!" Ale beranjak dari kasurnya dengan wajah berseri. Ia langsung berlari ke bawah yang kebetulan Mamah dan Papah berada di bawah. "Mahhhh, Pah!"
"Apasih Le teriak-teriak," tegur Papah.
"Pah, tapi Bu Anya kemarin bilang pasar samping sini digusur. Papah kemarin ikut rapat nggak?"
"Iya, ikut bentar. Langsung balik gara-gara mulai bahas liburan,"
"Mahhh," Ale langsung duduk di tengah-tengah mereka. "Liat nih liat," katanya sambil menunjukan layar hpnya.
"Apasih apa?" tanya Mamah sambil memicingkan matanya. "Itu apa, Bang?"
"Ale dapet pesenan dessert buat acara ulang tahun," Ale tersenyum bangga. "Bayarannya gede banget, Mah. Keren, ya??"
"Hah gila?" Papah langsung tertawa sambil merangkul bahu Ale. "Anak Papah hebat banget dah, boleh lah lima persen bagi sini."
"Yaaaa," Ale langsung tertawa. "Bisa aja Pak Rojaq."
"Nanti Mamah bantu beliin bahannya, kamu jangan pake vanili yang kemarin Bang, kurang bagus itu merknya." kata Mamah.
"Ical yang beli itu,"
"Bilang Ical suruh ganti dulu."
"Iya tar Ale bilangin."
"Le, gue pinjem duit lo ya!" Rayya turun dari lantai atas, sudah berpakaian rapi dan berdandan, langsung terbungkam melihat Mamah dan Papah ternyata di bawah.
"Mau kemana jam segini?" tanya Mamah.
Rayya menghampiri mereka. "Ketemu... sama temen, Mah."
"Gimana lamaran kerja kemarin yang Mamah saranin? Kenapa sih Kak nggak mau diambil?" tanya Mamah.
"Itu bagus loh Ray perusahaannya," tambah Papah. Ale hanya diam saja tak mau menimbrung.
Rayya menggaruk alisnya. "Itu... kurang cocok sama aku," katanya.
"Terus mau sampe kapan?" tanya Mamah. "Kasian loh adekmu uang dipinjem terus tapi nggak pernah diganti, dia udah usaha cari uang sendiri kok."
"Siapa sih Mah yang nggak mau ganti? Rayya ganti kok, tanya aja Ale." balas Rayya agak sewot.
"Iya diganti kok Mah," balas Ale sambil bermain hp. "Nggak papa."
"Ya nggak kayak gitu terus dong, kamu termasuknya lambat loh Ray hari gini belum dapet kerjaan. Coba berupaya lagi, kurang-kurangin malesnya, kayak Ale ini loh orangnya selalu memanfaatkan situasi." ucap Papah.
"Rayya juga lagi usaha kan," ucap Rayya berusaha sabar. "Kalo nggak diterima mau gimana lagi sih? Masa aku maksa mereka?"
"Gini daripada keluar sama temen-temennu cuma ngabisin uang mending ditabung, Mamah bilang kayak gini buat kebaikanmu loh, kalo nanti kita nggak ada kamu harus menghidupi diri sendiri."
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? ( AS 7 )
RomansaAwalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi. "Dill, sukan...