ada yang belum baca AS 4? sama cerita Kai.18. Someone new.
Bel pulang sekolah berbunyi.Karena hari ini jadwal Dilla piket, ia harus tinggal bersama anak-anak yang lain. Gadis itu meletakkan sapu di pojok sesudah membersihkan walau hanya menggesek gesekan sapu di lantai
Nayya tidak menunggunya karena di pertengahan jam tadi Mamahnya datang menjemput. Jadi ia ssendiri di kelas dan bersiap untuk pulang, namun saat hendak keluar tak sengaja ia melewati kursi Nathan di mana cowok pelor itu masih tertidur.
Tanpa basa-basi Dilla melayangkan timpukan di kepala cowok itu membuat empunya perlahan membuka mata, langsung berdecak melihat Dilla.
"Nggak usah mukul-mukul,"
Dilla menaikan alis. "Terus apa? Tendang?"
Nathan mengambil tasnya, sempat melirik kursi tengah yang kosong. "Temen lo pada kemana?"
Dilla mengangkat bahu. "Temen yang lo maskud siapa? Zia?" tanyanya.
Nathan mendengus. "Gimana bokap lo?" tanyanya membuat Dilla menggedikan bahunya.
Dilla lupa memberi tahu. Ada dua orang yang tau masa lalunya, pertama Nayya kedua Nathan. Awalnya Dilla hanya bercerita dengan Nayya karena tapi tau-tau manusia sok cenayang ini tau.
"Gue nggak punya bokap." jawab cewek itu santai. Mungkin Nathan bertanya setelah kejadian di rumah Kakek semalam, dan ia sempat bercerita dengan Nayya.
Nathan langsung berdecih. "Sok kuat," katanya. "Kalo lemes Ale nganggur noh."
"Tai," Dilla menendang betis Nathan. Mereka berdua kini keluar dari kelas karena yang lain sudah keluar duluan.
"Nath," Dilla memanggil.
"Paan."
"Zia gue jodohin sama Kai, ya." katanya tak serius.
"Kai siapa?"
"Abang gue."
Nathan langsung berdecih. "Tanyaiin dulu abang lo yakin nggak."
Dilla mengangguk. "Kata abang gue Zia gemesin,"
Nathan langsung melirik. "Kai bilang gitu?"
Dilla mengangguk lagi. "Lagian lo nggak bakal naksir, gue bikin Zia pindah hati aja."
"DILLONG!!!"
Mereka berdua menoleh, Dilla langsung mendengus melihat Ale datang ke arahnya sambil menenteng susu vanilla. Ia menoleh, mendapati Nathan sudah pergi.
"Tumbenan ama Nathan," celetuk Ale. "Udah piketnya?"
Dilla tak menjawab, ia langsung berbalik dan berjalan mendahului Ale. Cowok itu masih mengikutinya sampai di luar, terus mengoceh walau sudah tau dikacangin.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? ( AS 7 )
RomantizmAwalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi. "Dill, sukan...