11🥛

22.4K 5.9K 2.6K
                                    


tanggal 20 januari udah siap ketemu Alega Series 8 belum?? kenalan sama ketua OSIS nanti 😁 bisa cek di lapak baru.

tanggal 20 januari udah siap ketemu Alega Series 8 belum?? kenalan sama ketua OSIS nanti 😁 bisa cek di lapak baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






11. Panas







"Mana bazarnya?"


Dilla sudah menebak, harusnya dia tidak mudah tergiur tapi cowok itu dengan sengaja membawa-bawa susu vanilla. Lihatlah, Ale berdiri di depan minimarket sambil menenteng helm, terus tersenyum tanpa rasa bersalah.


"Lo buang-buang waktu orang," ketus Dilla hendak berbalik tapi Ale menghadangnya.

"Aaa Dill jangan pulang dulu lah, bazarnya di dalem sama Mas Mas Alfa."

"Tai lo."

"Heh heh, nggak boleh ngomong kasar," decak Ale. "Lo tunggu sini, bentar jangan kemana-mana. Oke??"

"Apasihhh ah?" sentak Dilla sudah malas. Dia menatap jalanan yang ramai. Saat ia berbalik hendak bilang akan pulang, Ale sudah tidak ada. Bocah itu malah ngacir ke dalam minimarket.

Dilla melipat tangannya di depan dada, ia berdecak jengkel. Menit berikutnya pintu minimarket terbuka, Ale keluar sambil membawa banyak sekali susu vanilla. Salah satu ada yang jatuh membuat cowok itu kesulitan mengambilnya.

"Dasar bodoh," gumam Dilla. Ia berjalan menghampiri Ale dan mengambil beberapa kotak. "Kenapa sih lo? Rusuh banget."

"Ngasih rejeki Mas Alfa lah, gue abisin stok susunya."

"Berapa?" Dilla menusuk salah satu kotak susu dengan sedotan.

"Banyak ini," Ale berkomat-kamit menunjuk jumlah susunya membuat Dilla berdecak. "Harganyaaa."

"Ha?"

"Harga!"

"Ohhh," Ale cengengesan. "Cielah segala nanya harga, jangan nanya harga sama orang banyak duit." katanya dengan sombong.

Dilla mendengus, beruntung susu vanilla berhasil meredam emosinya jadi dia batal memgumpat di depan wajah Ale. "Kenapa lo ngajak gue keluar?" tanyanya.

"Kamar gue dipake Luna sama Ical, mereka pada tidur jadi gue nggak ada temen," gerutu Ale sambil menyedot susu coklat. Dia tidak terlalu suka rasa vanilla. "Males gue sama mereka."

"Usir lah,"

"Udah, namamya orang nggak tau diri."

"Kayak elo."

"Iya, gue lebih nggak tau diri." jawabnya. Ia agak mendongak untuk menghabiskan tegukan terakhir. Lalu menatap kotak susunya dengan wajah sendu. "Yah abis."

"Yang lo bawa tuh apa?"

"Nggak suka vanilla gue," jawab Ale. "Enek."

"Pecinta coklat buta rasa, overrated lagi."

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang