kalian sadar ga, dari AS 1 sampe AS 6 tuh gue udah spoilerin Ale sama Dilla :) pada baru sadar di cerita NathZi sama Ical14. Si cuek vs Si bawel.
Kayaknya ini hari bahagia Ale.
Dari tadi dia senyum terus kayak orang gila.
"Lu ada masalah apaan?" Nathan menendang betis Ale saat mereka berjalan menuju kelas pagi itu.
Ale yang sedang tersenyum langsung menoleh dengan wajah masam, balas mendorong bahu Nathan menjauh darinya sampai cowok itu sengaja menabrakan dirinya pada Ical dan Gibran yang sedang mengobrol.
"Apasih monyet!" Ical balik mendorong Nathan. "Goblo sia."
"Cal, airdrop lo nyalaiin cepet." suruh Gibran.
"Au dah gadanta emang," ucap Ale.
"Lah elu yang senyum mulu, stres." ketus Nathan.
"Bagusan senyum, muka lo noh kek aspal datar bet," cibir Ale. "Emang ya susah orang kayak elu ngeliat temen lagi seneng."
"Seneng kenapa?"
"Kepo."
"Dih cewek."
"Bodo."
Kebetulan Nayya dan Dilla muncul di belakang mereka dan memanggil nama Ale membuat mereka berempat menoleh. Ekspresi Ale langsung berubah datar, menelan salivanya susah payah karena tiba-tiba jantungnya berdesir pelan.
"Tumben pada berangkat awal," celetuk Nayya. "Kalah nih gue?"
"Jangan mau menang terus Bun," celetuk Ical. "Kita susah ditebak."
"Alay," ledek Nathan.
"Bran, abis ini ikut gue ke ruang guru ya ambil hasil olim kemarin," ucap Nayya.
"Iya, Bun." jawab si kalem itu yang masih berkutat pada hpnya.
"Luna sama Zia pasti masih dandan di rumah," kata Ical sambil tertawa. "Sekolah dikira ngonser kali ya."
"Biarin lah," balas Gibran membuat Ical dan Nathan meledekinya.
"Belaiin terus," sindir Nathan.
Ale masih berjalan dengan kalem karena sekarang Dilla berdiri tepat di sampingnya, lalu sebelah kanannya ada Nathan. Ia sesekali menggaruk alisnya yang tidak gatal.
"Ale tumbenan banget dah diem mulu," celetuk Ical membuat Ale menoleh sinis. Cowok itu selalu menyadari sesuatu yang tidak perlu disadari.
"Tadi senyum-senyum, sekarang diem." tukas Nathan.
"Kepribadian Ale kan banyak," kata Nayya.
"Mana per menit berubah anjir," balas Ical.
"Bunglon kali." tambah Nathan membuat mereka tertawa.
Gini nih kalo orang hobi ngelawak tiba-tiba diem, nggak pernah dibiarin tenang.
"Mulut gue butuh istirahat kali, pegel ngomong mulu." alibi Ale padahal lagi bingung harus salto atau terbang.
"Kalo Dilla begitu pantes Le, Nathan sama Gibran juga mending, kalo elu nih auranya langsung berubah serem," cerocos Ical. Ale menendang paha cowok itu dari belakang.
"Horor nggak sih diemnya Ale," ucap Nayya.
"Kan setan." celetuk Nathan.
Ale kadang pengen bilang sama temen-temannya kalau dia manusia normal yang bisa diam juga, tapi tetep aja dibercandaiin.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? ( AS 7 )
RomantizmAwalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi. "Dill, sukan...