cielah ketemu lagi ama kalian
gasabar deh kalian baca eps 20 keatas WKWKWKW
9. Les lesan
Upacara telah selesai dilaksanakan, semua murid berhamburan keluar dari lapangan. Termasuk anak 11 MIPA 5 yang langsung ngacir ke kantin sesuai rutinitas mereka sebelum pelajaran dimulai.
Kecuali Gibran, Nathan dan Nayya yang memilih ke kelas langsung. Di warung Mba Ayu hampir penuh karena Ale, Ical, Luna, Zia, dan Dilla memenuhi tempat. Mereka pagi-pagi sudah mengiras nasi soto dan es.
"Gila, Mba Ayu nggak pernah gagal urusan masak," Ale menggeleng menikmati kuah soto yang super nikmat itu. "Cocok jadi istri idaman sih."
"Idaman lo?" tanya Luna.
"Iya lah,"
"Lo bukan idaman Mba Ayu tapi," balas Zia membuat mereka tertawa.
"Tapi kok bisa ya seenak ini," gumam Ale sambil menuang kecap di mangkuk. "Mamah nggak pernah mau disuruh buat soto, gue minta kan, langsung bilang gini, ya kalo mau beli aja paling ceban."
"Mamah gue juga anjir," balas Ical.
"Masak soto kayak sayang nggak sih kalo dijadiin menu harian?" tanya Luna.
"Bener, kayak cuma bisa dinikmatin kalo lagi keluar." tambah Zia.
"Kayak bakso, mi ayam, padang, gitu kan." balas Ical membuat mereka mengangguk setuju.
"Jadi nggak bosen gitulohhh," kata Luna.
"Dill, nggak makan kenapa?" tanya Zia menegur Dilla yang sedang meminum susu vanilla. "Itu susu beli tiga apa nggak kembung??"
"Biasa aja," jawab Dilla.
"Setruk juga abis sehari kalo Dilla," kata Luna.
Ale yang sedang mengunyah makanan jadi melirik ke depannya, tepat di mana Dilla duduk. Cewek itu terlihat sangat tenang menikmati susu dan bermain hp.
Kalo kumpul Dilla sering ada, tapi kayak nggak ada karena jarang menimbrung. Harus Luna atau Zia dulu yang mengajak bicara agar suara cewek itu keluar.
"Dill, lo ditanyaiin Bu Ayak loh, dari dulu nggak pernah daftar eskul," ucap Luna. "Ikut mading deh, kan ada gue."
"Nggak mau," tolak Dilla langsung. Dia memang beberapa kali ditegur guru untuk ikut ekstrakulikuler karena wajib tapi tidak ada yang menarik di sekolah ini.
"Ekstra nonton anime nggak ada ya," ucap Ical. "Kalo ada Dilla langsung jadi ketuanya."
"Harusnya lo request Dill sama Pak Aji, kali aja dikasih." celetuk Zia.
"Yakali," Dilla mendengus. "Lagian ngapain diwajibin ekstra."
"Ngaruh ke rapor soalnya," Ale mulai menimbrung membuat Dilla menatapnya. "Lo kan demen baca, masuk ekstra perpus aja."
"Hah emang ada??" tanya Zia.
"Ada lah," jawab Luna. "Bunda kelas sepuluh pernah join."
"Emang ngapain ekstra perpus??" tanya Ical.
"Ya kayak apa ya, diajarin gitu soal perbukuan sama ilmu perpus, di kuliah juga kan ada jurusannya. Gue tau dari Bunda sih, nggak pernah ngecek langsung." jelas Luna.
"Makanya kalo diperpus kadang yang jaga murid bukan pengawas," tambah Ale, ia melirik Dilla lagi. "Mau nggak? Coba aja dulu, kalo iya gue daftarin."
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? ( AS 7 )
RomanceAwalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi. "Dill, sukan...