Awalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi.
"Dill, sukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
32. Maaf dan Terima kasih.
"Dilla udah pergi, Le."
Ale menautkan alis, tak sadar ekspresinya sudah seperti orang takut. "Iya pergi di mana? Biar gue samperin," katanya. "Gue butuh—"
"Dia pergi jauh," Kai mendongakan kepala. "Lo nggak akan nemuiin dia."
"Maksudnya apa sih, Bang?" tanya Ale agak meninggikan suara. "Gue butuh ngomong sama dia soal hal penting! Belum tau soal—"
"Le," Kai berdiri dan meraih lengan Ale. "Denger—"
"Nggak, ini penting, dia nggak bisa sendirian—"
"Dilla udah tau—"
"Gue mau ketemu sama dia..." lirih Ale dengan nada ingin menangis. Matanya mulai berkaca-kaca. "Kasih tau Dilla di mana, please...Nggak usah ngomong Dilla pergi kayak gitu lahhh,"
Kai menggeleng, ia menarik bahu Ale lalu membawanya ke pelukan. "Gue nggak bisa apa-apa, ini keputusan dia,"
"Gue nggak paham maksud lo sumpah," Ale menggeleng, tapi akhirnya menunduk dan mulai menangis. "Kasih tau gue dia di mana tolong...."
"Gue juga nggak tau dia di mana—"
"Jangan bohong!" Ale yang kehilangan akal melepas pelukan mereka. Ia mencekal Kai dengan tatapan tajam. "Gue tanya buat yang terakhir kalinya Bang, di mana Dilla??"
"Dia nggak di sini—"
"Kenapa dia harus pergi?!!"
"Le—"
"Kenapa dia pergi tanpa bilang gue sama yang lain?!! Kenapa lo ngebiarin Dilla pergi?!!"
"Denger—"
"Lo harusnya tahan dia sebelum pergi!!"
"DIA TAKUT!" Kai kali ini yang membentak sampai Ale terbungkam dan diam seribu kata. Dia juga tidak bisa menerima kenyataan pahit soal adiknya.
"Apa beritanya... bener?" tanya Ale memberanikan diri bertanya, karena ia rasa Kai sudah tau.
Suasana hening.
Kebetulan Nayya, Luna dan Ical sudah berada di belakang mereka. Ikut mendengar perdebatan mereka berdua.
"Bang..." lirih Ale.
"Kenapa kalo bener?" tanya Kai. "Lo bakal jauhin adek gue?"
"Bukan itu yang gue tanyaiin!"
"Dia pergi karena takut sama kenyataan ini!!" bentak Kai. "Dia takut kalian pergi! Dia takut kalian tau!"
Luna langsung menutup mulutnya kaget, kini beritanya bukan hanya tersebar di grub kelas tapi grub angkatan. Bahkan sejak tadi akunnya ramai karena banyak yang menanyakan soal berita ini.
