Awalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi.
"Dill, sukan...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
30. Terungkap
"Percaya Le, ini waktu yang tepat buat lo nembak Dilla."
Ale duduk di kasur, menghadap Luna dan Ical yang sedang berceramah sejak ia bercerita tentang perkembangan hubungannya dengan Dilla. Gibran yang sedang mengerjakan tugas diam-diam menyimak mereka.
"Lo yakin?" tanya Ale.
"Lah lo yakin kaga??" omel Ical.
"Nih anak kalo dipikir-pikir ada miringnya," umpat Luna tak habis fikir.
Ale menggaruk alisnya. "Gue mah dari dulu yakin, maksudnya si Dilla nggak bakal nolak kayak dulu kan?"
"Hadehhhh," Luna tampak jengah.
"Lo aja dah yang ngasih paham Lun," kata Ical karena sejak tadi Ale terus membantah. "Orang disuruh ngegas langsung biar ada kepastian, malah nanya yakin apa kaga."
"Udah lah malah adu nasib, gue ama Gibran noh ditolak di taman," balas Luna jadi kesal.
"Gue juga ditolak dua kali," celetuk Gibran tak mau kalah. Suasana langsung hening, Gibran menandang mereka dengan ekspresi kalemnya.
"Oke fokus lagi fokus," Ale menepuk tangannya dua kali. "Berarti next gimana?"
"Lo ajakin Dilla jadian," ucap Luna.
"Caranya?" tanya Ale.
"Lo dulu nembak mantan-mantan lu gimana sih anjir," kata Ical gemas sendiri.
"Dilla spesial anjir jangan lu samaiin sama mantan gue," kata Ale sebal sendiri.
"Satu hal yang perlu lo tau, kemungkinan besar Dilla udah suka sama lo, tapi dia masih agak ragu buat satu langkah lebih jauh karena punya trust issue," ucap Luna. "Jadi harus pinter ambil hatinya."
"Setuju," balas Ical.
"Tau kan kata Bunda, orang tua Dilla cerai sekarang pisah dan ninggal dia sendiri sama Abangnya. Gue yakin karena itu anaknya susah percaya sama hubungan," jelas Luna.
"Bener," balas Ical.
Ale mengangguk paham. "Oke,"
"Effort dikit lah Le nembaknya, jangan modal kata doang," ucap Luna sambil membuka hpnya. "Ini gue mau jemput Lana abis ini."
"Adek lo pesen dessert tuh bawaiin sekalian," suruh Ical.
"Ohiya gue ambilin bentar," ucap Ale sambil berdiri dari kasurnya.
Luna yang sedang asyik bermain hp sempat menyerngit. "Emang bener Dilla asal Bandung?"
Ale menoleh, mengurungkan niatnya keluar. "Apa?" tanyanya.