15🍰

21.2K 5.9K 1.3K
                                    

happy 200K!!






intinya kalo gua mentioned "anak-anak" artinya mereka berdelapan ya. 

15

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






15. Makanan


Anak-anak pulang sekolah langsung ngacir ke kafe Alega yang letaknya di seberang gedung sekolah, memang dibangun khusus murid AHS dan tetap ramai tiap harinya. Yang Ale suka kalau nongkrong di sana itu rooftop nya adem banget, langsung bisa lihat pemandangan kota dari atas.

Pesanan makan dan minum sudah datang namun Ale belum menyentuhnya sejak tadi karena masih menunduk menghadap buku untuk menyalin jawaban milik Gibran. Ical, Zia dan Luna sedang asyik live Instagram, Nathan merokok di tepi rooftop, lalu Gibran, Nayya dan Dilla sedang mengobrol.

"Serius kalian mau linjur?" tanya Gibran pada Dilla dan Nayya.

Walau dulu Gibran dan Dilla memiliki cerita yang bisa dibilang cukup rumit tapi keduanya tetap biasa saja dan tidak canggung. Tapi memang dari awal satu kelas jarang akrab jadi mengobrol saat ada Nayya saja.

Dilla pun sudah biasa saja, waktu telah berlalu dan tidak ia hiraukan lagi. Jika memang dia pernah hampir menyukai anak olim itu namun bersyukur bisa menahan diri dan menjauh dari perasaan-perasaan yang akan membuang waktunya.

"Jujur gue mulai nyesel masuk IPA," Nayya tersenyum pahit.

"Kok??" Luna di sampingnya menimbrung.

"Gue dari awal nyesel sih," celetuk Ale.

"Kan emang goblo," balas Ical.

"Kenapa Bun mau linjur?" tanya Zia. "Padahal lo pinter loh soal ngitung."

Linjur yang dimaksud adalah lintas jurusan, yaitu memilih jurusan saat akan masuk kuliah pada rumpun ilmu yang berbeda jika dibandingkan dengan rumpun ilmu saat masih sekolah.

"Dia mau masuk hukum," jawab Dilla yang langsung membuat mereka ber oh ria.

"Emang lo mau linjur juga, Dill?" kini giliran Ale yang bertanya. Sialnya Luna dan Ical langsung mesam-mesem menggodanya namun Ale tetap bersikap tenang, tampan, dan santai.

"Belum pasti," jawab Dilla membuka lagi susu vanillanya.

"Sayang nggak sih kita udah belajar IPA bertahun-tahun tapi nggak kepake," ucap Zia.

"Tetep kepake lah ege," balas Nathan. "Nggak ada ilmu yang sia-siap walaupun bukan bidang lo."

"Iya kalem aja ege," Zia mendengus.

"Ege ege," sahut Ale.

"Setuju kata Nathan," Nayya mengangguk.

"Nanti kalo linjur ke IPS ngitung dibutuhin buat ekonomi," tambah Gibran. "Cuman gue kira lo minat ke kedokteran."

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang