27🍰

23.6K 6.1K 4.3K
                                    








Happy Reading!




27. sumpah bingung mau ngasih judul apa 😭



07.32

"ALE BANGUN SAYANGGG!"

Ale yang sudah di kamar mandi langsung tersenyum miring, ia memandangi wajahnya di cermin sambil sesekali merapikan rambut. Lalu mengambil parfume dan menyemprotkannya sebanyak mungkin.

Pemuda itu mengambil tas dan turun ke bawah, mencium pipi Mamahnya dan Rayya. Ia kemudian duduk untuk sarapan, wajah berserinya masih terlihat sampai seisi meja makan memandang Ale heran.

"Nebeng dong, Le." ucap Rayya saat di luar rumah.

"Ooo tidak bisa," Ale menggeleng sambil tersenyum. "Gue mau jemput bidadari." katanya.

"Dih? Punya cewek lo?" tanya Rayya melipat kedua tangannya di depan dada. "Mana kenalin."

"Tar ya, baru juga jinak. MAMAH ALE BERANGKAT LOVE YOU!"

"ATI ATI SAYANG!!"


07.45


Dilla keluar dari kamar mandi, berjalan menuju cermin lalu duduk di depannya. Gadis itu mengulum bibirnya sesaat, mengambil salah satu liptint dengan ekspresi ragu.

Pake nggak?

Nggak usah kan ya, biasanya enggak.

Tapi nanti pucet....


"DILLA!!"

Dilla melebarkan matanya mendengar suara Ale, ia akhirnya memakai liptint tersebut lalu mengambil mascara dan mengolesnya sedikit di bulu mata. Tak lupa menyisir rambut, memakai parfume dan membawa sunscreen ke dalam tasnya.

Ia kemudian menuruni tangga dengan ekspresi sebiasa mungkin karena Kai masih ada di bawah. "Bang,"

"Tumben Ale jemput?" tanya Kai berdiri dari meja makan, bersiap keluar.

Dilla langsung menghadang langkahnya. "Mau kemana?"

"Abang anter aja lah kayak biasa," ucap Kai. Menyerngit saat Dilla tak memberinya jalan. "Kamu kenapa?"

"Nggak perlu keluar,"

"Kenapa?"

"Kenapa harus nyamperin?"

Kai menyerngit. "Kamu ada apa sih?"

Dilla menghela napas. "Nggak perlu ngintrogasi semua temen aku lah, mereka bisa risih." katanya langsung membuat Kai diam.

Kai kemudian mendengus, akhirnya tak memprotes lagi. "Pulang aku jemput,"

"Ada kerja kelompok."

"Siapa aja?"

"Bang," Dilla berdecak malas. Ia langsung berbalik dan melangkah keluar, lalu menutup pintu agar Kai tidak keluar.

Sementara itu di luar Ale masik duduk di atas motornya, memeluk helm sambil menatap Dilla dengan senyuman lebar. Dilla yang berjalan mendekat jadi menyerngit sambil memalingkan wajah.

"Pagiii," sapa Ale sambil menahan senyum. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Itu anu... lo udah itu, eung... sarapan?"

"Kalo laper gue pasti makan,"

Senyum Ale memudar. "Oh, iya ya," katanya sambil cengengesan. Ia kemudian mengambil helm yang ia bawa lalu mengulurkan tangan untuk memakaikan. "Sini—"

What Are We? ( AS 7 )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang