cie kesampean juga baca kisah Ale
Ini kayak Little Promise, maju mundur alurnya.
seperti biasa publish prolog dulu, gue belum bisa handle cerita ini karena lg banyak jadwal les sama job dadakan, mungkin bener" mulai rutin Januari nanti.
Ale di sini agak beda ya sama Ale di cerita lain 😁 emang butuh dibuatin lapak dia
22 Agustus 2010--
"Ical, kamu yang matahin lego-nya Yuta kan?"
Bocah berponi dengan sosis di tangannya memundurkan langkah takut, makin menciut saat tiga orang bertubuh gemuk dan besar mengerubunginya.
"Jawab jangan diem aja! Papah nya Yuta tentara loh, kamu mau ditangkep nanti??"
Bibir Ical mulai bergetar, ketakutan. Ia menoleh ke sekitar yang sepi karena mereka berada di belakang sekolah. "Aku e-enggak..."
"Ngomong yang bener!"
"Ale...." Ical mulai menangis kejar, hidung dan wajahnya memerah, sosinya pun jatuh di tanah. Sontak ketiga teman yang mengusiknya mulai tertawa meledek.
"Masa udah kelas satu masih nangis, balik aja ke TK."
"Aaaaa cengeng aaaaa,"
"Ical cengeng, Ical cengeng,"
"Hayolo besok papahnya Yuta dateng, kamu dipenjara."
"AAAAA," Ical makin pecah, ia berusaha pergi dari sana tapi mereka menghadang dan mencekal kedua tangannya. "Mamah... Papah... Abang...Nenek... Kakek...."
"Panggil aja satu-satu, nggak bakal ada yang denger."
"WOI!!!!"
Mereka bertiga berbalik badan, Ical langsung berhenti menangis. Munculah sosok mungil dan kurus datang dengan pistol hitam, melangkah dengan ekspresi songongnya.
Ale, si tengil, memanggil Ical dengan kedua jarinya. "Sini,"
"Ale..." Ical langsung kabur dan bersembunyi di belakang Ale. Memeletkan lidahnya pada ketiga bocah nakal itu.
Ale berbalik, lalu menepuk bahu Ical. "Tenang aja, serahin semuanya ke aku, Cal."
Ical mengangguk sambil menangis.
"Masalah kamu masalah aku juga, inget kan? Kita sedarah dan sejiwa! Kalo ada yang macem-macem sama kamu, aku yang maju."
Belum selesai berpidato tubuh Ale sudah di dorong oleh salah satu dari mereka membuat bocah itu terjatuh bersama Ical di tanah. Sontak mereka bertiga tertawa sangat puas.
Ale yang tadinya serius marah dalam hitungan detik langsung menangis kejar, melihatnya Ical ikut-ikutan menangis.
Beginilah kira-kira tingkah mereka.
13 Oktober 2013–
"Woi Ale, Ical!"
Dua bocah berseragam putih merah itu berbalik, saling memandang untuk bertanya dalam batin apa alasan senior memanggil dengan ekspresi garang.
"Cal, lu ada utang sama dia?" tanya Ale sambil melumat es kiko yang mereka bagi dua.
Ical menggeleng. "Lo pernah deketin ceweknya?"
Ale menggeleng juga. "Yakali,"
Tiga senior bertubuh tinggi dan besar itu berjalan menghampiri Ale dan Ical, dari penampilannya saja orang bisa menebak mereka murid badung yang sering tidak naik kelas lalu hobi menindas junir yang polos.
KAMU SEDANG MEMBACA
What Are We? ( AS 7 )
RomanceAwalnya, Ale yang tengil ini cuma sibuk belajar bagaimana cara menumpuk layer dessert agar rapi bentuknya, eh begitu ketemu manusia jutek nan cuek kayak Dilla, mendadak dia pengen belajar cara menumpuk harapan agar bentuk cintanya rapi. "Dill, sukan...