"Laporan kerja hasil prakarya lo?" Ucap gadis cantik pada dirinya.
Dengan pasrah ia memberikan lembar polio yang sudah ia kerjakan semalaman sampai mengurangi waktu tidurnya tanpa sepatah kata pun, Itu bukan tugas kelompok melainkan tugas individu.
Setelah mendapatkan apa yang dimau, gadis itu pergi ke kursinya dan mula menyalin bersama teman yang lain.
Sudah jadi rahasia umum, hal ini sudah sering dilihat, tanpa tahu apa yang dirasakan dirinya.
Terkadang ada kelas lain yang prihatin dan mencoba menasehati dirinya supaya tidak takut pada teman kelasnya, tapi tidak ada ubahnya sejak awal masuk.
Ini akhirnya semester 1 yang terasa begitu lama untuknya, pandangannya benar benar berubah, ia kira SMA itu menyenangkan seperti yang ada di series-series atau cerita wattpad, tapi ternyata semenakutkan ini.
Jujur saja ia muak, tapi mereka selalu mengancam akan melaporkan dirinya pada guru Bk, padahal kesalahan itu terjadi tak sengaja, tapi sampai saat ini ia masih patuh dan terpaksa menjadi babu.
"Rere! Tanaman lo hancur!" Salah satu teman kelas nya--sebut saja Aska-- berteriak dari luar kelas, tanpa babibu ia keluar melihat keadaan.
Detik berikutnya ia basah kuyup, air yang entah sejak kapan ada di atas pintu jatuh bersama ember lalu mengguyur tubuh mungilnya.
Sedangkan semua temannya tertawa, seakan itu hal yang sangat lucu, hal ini bukan yang pertamakali, sudah tiga kali dalam semester ini ia merasakannya.
Seperti orang bodoh rasanya, kali ini ia benar benar sudah muak, tak ingin lagi menyembunyikan amarahnya.
"Dendam banget ya kalian sama gue? Padahal gue cuma gak sengaja gores lengan nya, nggak gue bunuh tuh." Semua terdiam dengan pandangan merendahkan.
"Lo pantas dapat itu." Celetuk salah satu teman kelasnya.
"Pantas? Atas dasar apa lo ngomong itu?" Sedikit terkekeh gadis itu mengerlingkan matanya.
"Aw ngomong nya lo-gue." Teman lain nya ikut menimpali.
"Udah lah Re, lo emang pantas, nyokap lo kan jalang, sama kayak anaknya." Ia menoleh menatap cowok yang baru saja menghina orang tuanya, ini pertama kalinya ia mendengar, jadi selama ini mereka merendahkannya Karna itu?
"Coba Ask ngomong sekali lagi." Semua diam, merasa gadis yang habis mereka kerjai itu terlihat sangar, tatapan itu tajam menusuk semua yang melihatnya.
"NGOMONG SEKALI LAGI ASKA! lo nggak budeg kan?" Dirinya menatap datar tapi tatapannya benar benar menusuk, dan senyumnya terlihat mengerikan, berbeda dari biasanya yang selalu terlihat pasrah.
"Nyokap lo jalang sama kayak-" Bruk, ember yang sejak tadi ada di sebelahnya terlempar tepat mengenai wajah cowok yang tak lain Aska, semua ricuh sampai detik berikutnya gadis basah kuyup itu menendang keras bagian dada Aska hingga terjatuh.
Setelah itu pertengkaran terjadi ricuh, Aska seakan tidak peduli kalau lawannya ini gadis, tonjokan dan tendangan tak terlepaskan.
Semua temannya mundur, tak berani melerai, karna nyatanya itu pertengkaran sengit, gadis yang mereka kira cupu itu memiliki bakat bela diri yang ternyata bagus.
Pertengkaran itu barulah terhenti setelah dua guru melerainya, Dirinya mengusap darah yang mengalir dari hidung juga sudut bibirnya, pandangan masih tertuju pada cowok brengsek yang kini babak belur.
Kira kira inilah akhir dan awal kisahnya.
-sendal jepit-
Vote nya kalau suka pren.
Terimakasih ❤️-pacartiway.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sandal Jepit | FF Shuyang (END)
Fanfictiondiciptakan seperti sandal jepit sepasang maksudnya. Kisah nya semulus jalan tol. Anti menye menye. Anti pelakor masa lalu. Mungkin kisah nya semulus jalan tol, tapi hubungannya seburuk panci gosong yang susah di gosok. Tidak ada kata damai. Note: h...