Setelah kehebohan dilapangan tadi. Kini siswa siswi memulai pembelajaran seperti biasa. Kelas 12 ipa 5 kini kembali heboh karna kembalinya julukan dewa Skay yang tampannya tiada tanding.
"Hallo brader kembaran gue dah balik aja nieee," ucap Aksal dengan kepedeannya tingkat kabupaten.
"Goblok lo, goblok! Nggak ada yang mau kembaran sama anak tolol kayak lo!" timpal Angkasa sambil bergidik ngeri, menutup mukanya malu mempunyai teman seperti Aksal Junaedi.
"Udah beres urusan lo di sana, Skay?" tanya Zidan. Zidan adalah cowok yang tahu kapan harus bercanda dan kapan harus serius.
"Menurut lo?" eits, ini Kalviro ya yang jawab, bukan Skay. Dari tadi tuh manusia diem, belum membuka suara.
"Belum," jawab Skay sambil menatap jendela dengan senyuman smirk dan tatapan yang tajam.
"Lah, terus ngapain balik, Nyai?" Angkasa menggaruk rambutnya, benar-benar dibuat bingung. Tidak habis pikir sama pikiran ketuanya.
Skay, yang muak dengan pertanyaan yang kurang berfaedah, memutuskan pergi dari tempat duduknya.
"Anjing, tuh bocah main ngeleos aja. Aduh, sakit dicampakkan Dede."
Tanpa sepatah kata pun, Aksal, Zidan, dan Kalviro pergi mengikuti Skay tanpa sepengetahuan Angkasa.
"Lo mau ikut pergi apa mau ngoceh terus?" ucap Gibran, yang memiliki sikap hampir sama dengan Skay, namun Gibran tidak sesadis Skay.
"TUNGGUIN GUEEEE, Anji..."
Sabar, Angkasa. Lo harus sabar sama perlakuan teman-teman laknat lo.
"Huh, hampir aja kelepasan."
+++++
Di tempat lain, kelima perempuan itu tanpa dosa sedang enak menikmati bakso Pak Maman di kantin, meskipun jam pelajaran pertama sedang dimulai.
"Eh, guys, tau nggak?" kalimat keramat yang diucapkan Celine ini tentunya akan mengundang pergibahan kaum wanita.
"Nggak! Lo belum ngasih tau apa-apa, monyet," kata Adrina yang menyahut sambil menikmati bakso ternikmat seantero sekolah.
"Ribut lagi nih pasti dua bocah," Kristal mengelus dada, sudah menduga kelanjutan apa yang akan terjadi.
Gwen malas menyahut perdebatan mereka. Gwen tahu topik apa yang akan mereka gibahkan. Siapa lagi kalau bukan si cowok yang sombong, angkuh, menyebalkan, jutek, kaku, yang sialnya memiliki wajah tampan.
"Ishh! Kenapa wajah tampan harus dimiliki cowok itu, coba? Argh, shit," tanpa sadar, mimik muka Gwen berubah seperti kesal dan mempererat genggaman pada sendok.
"It's ok, Gwen?" tanya Stefiibina sambil menggoyangkan tangan Gwen.
"GWEN, LO NGGAK KESURUPAN KAN, GWENNNNN?" teriak Celine yang berusaha membuat Gwen sadar dari lamunannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...