"GWENNN!"
"Kenapa sih teriak-teriak, berisik, Momy," sahut Gwen santai dari tempat tidur yang dibalut selimut.
"Ganti baju sekarang! Hari ini makan malam spesial, ada tamu yang akan datang."
"Kalo makan ya tinggal makan aja. Cuacanya dingin banget, Gwen pengen tidur."
Ketika Gwen hendak menarik selimut. Melati tiba-tiba menariknya.
"Ganti baju sekarang! Dandan yang cantik. Momy udah nyiapin baju kamu."
Gwen melongo melihat dress hitam yang digantung di depan lemari bajunya.
"Mom, ini bukan acara resmi," Gwen bingung.
"Momy udah bilang..."
"Ya, ya, ya. Gwen tahu akan ada tamu. Tapi, ayolah, bahkan pria itu bukan orang yang kita kenal apalagi pejabat."
"Sebelum kamu mutusin mau pakai baju apa malam ini. Momy mau bilang kalo tamu yang Momy undang itu ganteng banget. Kayaknya dia sepantaran kamu. Dan kamu tahu? Dia hampir mirip sama Zio."
"Zio?" Gwen tidak ingat siapa Zio.
"Ya, Zio. Anak bungsunya Om Alven sama Tante Kiran. Cowok yang jadi alasan kamu nangis dulu karena dia pulang," kata Melati sambil tertawa kecil.
"Pokoknya Gwen gak mau dandan malam ini. Gwen akan turun pakai baju ini."
"Yaudah, terserah deh," Melati keluar, membuat Gwen geram.
"Sumpah, nyebelin banget."
Gwen berencana memberi kabar kepada Mex melalui handphonenya. Tapi chatnya belum dibalas. Gwen ingin membuat Mex marah atau cemburu malam ini.
Zero keluar dari kamar mengenakan turtleneck hitam yang dimasukkan ke celana dengan ikat pinggang. Ia mengamati ruangan yang kini didekorasi megah dengan lampu besar, meja-meja bernama untuk tamu, dan perhiasan di setiap sudut.
"Dimana Gwen?" tanyanya kepada Melati yang berada di ruang acara.
"Seperti biasa, adik kamu sulit diatur. Nanti dia turun sendiri. Sementara, temui Tante Sahla dan Om Iki," jawab Melati.
"Mom, Zero izin ke toilet," setelah mendapat anggukan. Zero pergi tanpa pamit kepada Sahla.
"Dia sensitif kalau ngebahas pasangan, kejadian itu pasti mengganggunya," jelas Melati, merasa tidak enak.
"It's okay. Turut prihatin sama kejadian yang merengut nyawa Khansa," jawab Sahla.
"Baik, saya berterima kasih kepada keluarga besar yang sudah menyempatkan datang ke acara makan malam ini," Hadma membuka acara.
Di ruangan acara, Hadma mulai berbicara tentang putrinya yang telah meninggal dan pentingnya berkumpul bersama keluarga.
Saat pintu terbuka. Perhatian semua orang tertuju pada pria tampan yang masuk. Pria itu ternyata Mex, yang muncul dengan penampilan rapi dan wibawa.
"Saya kira kamu tidak akan datang," kata Melati saat menyambut Mex.
"Maaf saya terlambat," jawab Mex. Farra, sepupu Zero yang populer di sekolahnya. Terpesona oleh penampilannya dan segera mendekati Mex.
"Eh, boleh aku duduk di sini? Lagian kasian kosong," tanya Farra sambil duduk tanpa menunggu persetujuan.
Ketika Gwen akhirnya turun. Semua perhatian beralih kepadanya. Dengan gaun hitam yang indah. Gwen berhasil menyita perhatian semua orang, termasuk Mex.
Gwen dan Mex saling pandang. Memuji kecantikan dan ketampanan masing-masing.
"Heh! Udah kali natapnya. Ingat lo udah punya pacar!" tegur Farra kepada Gwen dan mengacaukan acara pandang-pandangan itu.
Saat acara berlangsung. Gwen merasa canggung dan malu. Dia mendekati ibunya. Meminta alasan kenapa Mex bisa berada di sini dan siapa yang diundang Melati.
"Dia yang Momy undang," kata Melati sambil menunjuk Mex.
Gwen diam dan tidak berani menatap Mex. Pria itu kemudian menghampiri Gwen, Hadma, dan Melati. Gwen benar-benar malu kali ini.
"Oh ya, Tante lupa kenalin kalian."
Melati menarik tangan Mex dan satunya lagi menarik tangan Gwen. Berencana membuat mereka berjabat tangan.
"Kenalin gue, Gwen."
Mex menatap Gwen. "Gue Skay, pacar lo," ucapnya.
Outfit Mexskay
Outfit Gwen
Outfit Zero
Gilaa keren banget ya outfit mereka, jatuh cinta deh saya🫣Ternyata cuman mimpi guys wkwk.
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Novela JuvenilMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...