Mex mendekati teman-temannya sambil melirik ke arah teman-teman Gwen. Namun tidak menemukan Gwen di antara mereka.
Beberapa saat kemudian. Gwen dan Tom muncul, menarik perhatian semua orang. Termasuk Mex. Pandangan Mex langsung tertuju pada tangan Gwen yang digenggam oleh Tom. Gwen, menyadari hal itu segera melepaskan genggaman Tom dengan kasar.
Mex segera menghampiri mereka. Lebih tepatnya Gwen, dan menariknya.
"Lepas!" bentak Gwen.
Mex tetap menarik Gwen. Membuat Tom tidak suka. "Jangan kasar sama cewek!" kata Tom sambil mencoba melepaskan cengkeraman Mex.
"Oke, kalau begitu, gue kasar sama lo!"
BUGHH!
Tom yang tidak siap menerima pukulan itu terjatuh. Gwen mendorong bahu Mex sambil berkata. "Lo gila mukul orang sembarangan?!"
"Dia brengsek!" jawab Mex dingin.
"Lo punya bukti apa? Dia gak mungkin ngelakuin hal bodoh kayak gitu."
"Dia yang edit foto itu," tunjuk Mex pada Tom.
"Gue ngga akan percaya segampang itu sebelum lo ngasih bukti langsung ke hadapan gue!" bentak Gwen.
Kalian ingat? Mex mencekal pergelangan tangan Gwen saat akan memukul Salsa? Sebelum Mex menuju kesana. Mex berada dirooftop. Wajah pria itu merah menahan amarah karna melihat postingan terbaru diinstagram yang menampilkan Tom Dan Gwen.
Mex tidak gegabah. Mex melihat kembali foto itu meskipun tidak sudi tapi dia harus memastikan sesuatu. Benar saja, tidak membutuhkan waktu lama pria itu mengetahui jika foto itu adalah editan.
Mex mendekati Tom yang masih terkapar. Membenarkan bajunya dengan setengah hati. "Jangan berani sentuh dia lagi atau lo berurusan sama gue!" ancam Mex sebelum memberi satu pukulan lagi di perut Tom.
Mex kembali kehadapan Gwen. Tanpa berucap apapun Mex langsung memberikan kunci motor gadis itu. Lalu pergi menghampiri Gibran yang sudah berada di dalam mobil miliknya.
Gwen membantu Tom berdiri. "Maaf atas sikap dia."
"Santai aja, lo gak salah, ngapain minta maaf," balas Tom.
Namun, kata-kata Mex masih terngiang di kepala Gwen. Benarkah Tom yang memanipulasi foto itu? Tapi siapa yang mengambil foto mereka? Pikiran Gwen semakin kalut.
Mereka tiba di Gramedia. Tom sibuk mencari buku terbaru incarannya. Sementara Gwen hanya melihat-lihat tanpa niat membeli.
Tom mengeluarkan ATM-nya untuk membayar buku yang dibeli. Meskipun hanya satu novel, ia bersikeras untuk membayar semua buku yang dibeli orang lain di toko tersebut. Namun, saat seorang wanita mengejeknya. Tom dengan tenang mengatakan. "Semua, kecuali cewek ini!"
+++++
"Anjing, kepala gue," Kalviro memegang kepalanya.
"Ro... kepala lo..." panik Angkasa melihat kepala Kalviro.
"Apaan Angkasa anjing? Kepala gua kenapa?"
"Aksal, tolong bawa kapas, cepet Sal!" Angkasa menyuruh Aksal. "Buruan Sal, ini darahnya makin banyak."
Gibran yang melihat itu hanya diam saja tidak berkutik. Bahkan tidak merasa bersalah sedikitpun.
"Makanya anjing kalo mau ngomong baca bismillah dulu," saran Aksal.
"Bismillah." diikuti oleh Kalviro.
Meskipun sering berkelahi. Mereka tetap menganggapnya sebagai candaan yang mempererat persahabatan. Kalviro, yang paling muda dianggap adik yang perlu bimbingan. Terutama dalam tarung dan menggunakan pistol. Vuurschedel belum merekrut anggota baru karena Kalviro tak ingin posisinya digantikan.
Mex yang diam dari tadi akhirnya berdiri dan mengambil alih. "Sore semua. Gue mau berterima kasih buat kalian yang ada di sini. Gue dan Gibran ngumpulin kalian bukan karena hal sepele. Ini soal Vuurschedel. Kita mungkin merasa aman belakangan ini, tapi jangan lengah. Perketat keamanan markas utama dan kedua. Jaga diri kalian dan jangan tinggalkan jejak."
Mex berteriak dengan mengangkat satu tanganya keudara.
"VUURCHEDEL?"
"PETARUNG SEJATI!"
"VUURSCHEDEL?"
"ANGGOTA SETIA!"
"VUURSCHEDEL?"
"SIAP MATI DENGAN ABADI!"
"SIAPA KITA?"
"VUURSCHEDEL!" teriak semua anggota serempak.
Sekitar 280 lebih anggota yang berada dilapang markas utama yang sangat luas. Mereka berteriak dan bertepuk tangan. Lega sudah menggungkapanya janji sebagai anggota vuurschedel.
Meski senang melihat kekompakan mereka. Mex juga merasa takut jika suatu saat kehilangan salah satu dari mereka.
Aksal mengambil alih mic. "Seperti biasa, kita foto bersama sebagai dokumen. Siap di posisi masing-masing!" anggota inti berdiri di depan dengan posisi Zidan yang absen tetap dibiarkan kosong.
Selesai sesi foto, mereka kembali ke dalam markas.
"Pesen makanan sepuasnya!" kata Mex.
Thanks banget buat semua yang udah baca🥺
Terus tunggu up selanjutnya ya🤝
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...