63. Kebusukan pak Agus

2.4K 182 13
                                    


Gwen merasa jengkel. "Kenapa dia terus muncul di pikiran gue?" gumamnya. Berusaha untuk tak peduli.

Gwen baru saja berganti pakaian menggunakan baju renang. Saat keluar pintu tiba-tiba perempuan asing menabraknya.

"Aww, lo jalan pake mata dong!" bentak perempuan tersebut.

"Sorry tapi gue jalan pake kaki!" jawab Gwen.

Perempuan itu malah membalas dengan marah. "Udah salah, nyolot lagi! Lo gatau gue siapa?"

Gwen menatap perempuan itu dari ujung kaki hingga kepala. Memperhatikan seragamnya yang menunjukkan bahwa dia dari SMA Dermaga 11.

Gwen tersenyum meremehkan. "Harus banget gue tau siapa lo?"

Celine tiba-tiba muncul, memanggil Gwen. "Gwennn!"

"Oh, Jadi lo Gwen? cewek yang selalu Fael bahas? Ternyata nggak secantik yang gue bayangin," ejek perempuan itu.

"Gue ga punya waktu ngurus cewe gila kaya lo!" sarkas Gwen. "Ayo, Lin!" ia menarik Celine pergi.

Perempuan itu menatap Gwen dengan dendam. Salsa dan Gisel kemudian muncul.

"Lo jijik sama dia, ya?" ucap Salsa.

Gisel bertanya. "Yakin lo bisa ngalahin dia dalam perlombaan renang?"

"Yakin, gue bakal jadi juara satu dan kalahin sekolah kalian," jawabnya percaya diri.

"Tapi Gwen lebih jago. Lo gak akan menang kalau cuma mengandalkan keberuntungan," kata Salsa.

"Apa maksud lo?"

"Ya tepat seperti apa yang lo pikirin."

"But wait, kalian sadar kan? kalau dia kalah, sekolah kalian juga kalah."

"Nothing! Dia itu cewe gatel di sekolah kita," kata Gisel.

"Tunggu apa lagi? Ayo kita buat dia malu di depan banyak orang," ucap Salsa.

Gwen dan Celine kemudian bertemu dengan Adrina, Kristal, dan Stefiibina. Mereka membahas pertandingan basket dan kehadiran Gibran yang membuat Stefiibina senang. Sementara itu, Gwen merasa terganggu karena terus mendengar nama Skay disebut-sebut.

"Woy! siang bolong kaya gini bengong," tegur Celine kepada Kristal.

"Siapa yang bengong? gue kagum ngeliat body Gwen, lekuk tubuhnya kebentuk banget pake baju renang," ucap Kristal.

"By the way, Skay ngga marah lo pake baju kaya gini?" tanya Stefiibina.

"Ya lo pikir, Bina cantik. Masa mau renang pake gamis," jawab Gwen.

"Sekalian pake mukena biar renang berjamaah," timpal Celine membuat mereka tertawa.

"Udah anjir becandanya. Liat waktu noh bentar lagi lomba renang dimulai."

Mendengar teguran Adrina, Gwen melihat jam tangannya dan sadar bahwa lomba renang hampir dimulai. Ia segera pergi ke arena kolam renang.

Di ruang ganti wanita yang sudah sepi. Pak Agus keluar sambil melihat kearah benda kecil. Lalu ia tersenyum senang.

Lalu seseorang muncul dan menarik tubuh pak Agus melemparnya, membentur tembok sangat kuat. Pak Agus dengan cepat menyembunyi benda itu di dalam saku celananya.

"S-Skay?"

Tubuh pak Agus bergetar hebat wajah yang awalnya merah menahan amarah kini berubah menjadi pucat pasi seperti mayat hidup.

Aura kemarahan Mex dapat pak Agus rasakan. Tubuhnya seakan terkunci hanya untuk bergerak sedikitpun rasanya tidak bisa. Dengan susah payah ia meneguk ludahnya pelan.

"Sa-saya bisa jelas..."

Mex menendang perutnya sangat keras hingga membuat darah muncul dari mulut pak Agus.

Tidak berhenti disana. Mex mencikik leher pak Agus lalu pria itu mengangkat tubuh pak Agus keudara semakin memperkuat cekikannya.

"Keep breathing so you don't die," ucap Mex memberi ide buruk.

Pak Agus memegang lengan Mex. Berusaha agar berhenti mencekiknya. Namun bukannya lepas tapi cekikan itu semakin kuat.

Gibran muncul dan segera berlari mencari Gwen untuk menghentikan Mex.

"Gue butuh bantuan lo," ucap Gibran.

Setelah mendapat anggukan dari keempat temannya. Gwen mengikuti Gibran berlari kesuatu tempat.

Firasatnya aneh saat melihat Gibran membawanya kelorong ruang ganti.

Gwen syok melihat pak Agus dicekik dengan tubuh melayang oleh seseorang yang tidak dapat dia lihat wajahnya dengan jelas. "Dia siapa?" tanya Gwen kepada Gibran.

"Skay."

Ngga nga mungkin itu Skay bukannya pria itu kecelakaan?

"Gue bawa lo kesini bukan buat bengong, lakuin sesuatu. Larang dia!" ucap Gibran.

"Bukan urusan gue!" Gwen melangkahkan kakinya untuk pergi.

"Dia disini sekarang, karena lo!" ucap Gibran sedikit membentak membuat Gwen menghentikan langkahnya.

Tubuh pak Agus tergeletak. Ternyata Mex melonggarkan cengkraman tanganya dan melepas cekikan itu.

Dengan santai Mex meronggoh saku celana pak Agus. Pria itu mengambil benda kecil yang pak Agus sembunyikan.

Mex kemudian memberikan Gwen sebuah kamera penyadap yang ditemukan pada Pak Agus. "Not everyone who looks good, has a good character. Begitupun sebaliknya," setelah berucap Mex memilih pergi.

Gibran menjelaskan bahwa Pak Agus telah memasang kamera tersebut untuk mengintai murid perempuan, termasuk Gwen.

Gwen terkejut mengetahui alasan Mex melarangnya ikut latihan renang, dan mulai memahami bahwa Mex tahu lebih banyak dari pada yang dia bayangkan. Namun, keraguannya tetap ada.




Pak Agus bener-bener ye tingkahnya😤

Mex lop u🫶🏻

Semoga kebenarannya cepet kebongkar ya😔

See you di chapter selanjutnya🥰

Jangan lupa follow!

@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_

Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻

MEXSKAY (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang