Gwen menghela napas. Mengenakan baju tidur, ia merasakan sedikit pusing. Mungkin akibat benturan keras yang baru saja terjadi beberapa jam lalu. Tak bisa dipungkiri, pria yang hampir membuatnya kecelakaan terus mengganggu pikirannya.
Bentuk tubuh yang sempurna, pakaian serba hitam, suara serak, tegas, dan berwibawa. Namun, yang kurang adalah Gwen tidak bisa melihat jelas wajah pria itu karena ia tidak melepas helm dan mengenakan kacamata. Membuatnya benar-benar tak terlihat.
"Gwen! Tidur, sudah malam!" teriak Melati dari lantai bawah.
Gwen terperanjat dari lamunannya. "Ah, berisik, Mom! Baru aja mau tidur," bohong Gwen.
"Matiin dulu lampunya, baru Mommy percaya," jawab Melati sambil memantau dari bawah.
Aduh, ketahuan bohongnya. Pikir Gwen sambil menggaruk kepala yang tak gatal. "Hehehe, iya, Mommy sayang, love you!" teriaknya. Malu, Gwen menelungkupkan wajahnya ke dalam selimut dan langsung tertidur.
+++++
"Dia siapa? Kenapa dia kelihatan takut liat gue?" gumam Zero, menyandarkan tubuhnya di sofa. Zero sempat melihat pria itu saat meninggalkan tempat persembunyiannya.
Tanpa ragu, Zero segera menelepon seseorang.
"Selamat malam, Tuan."
"Gue punya kerjaan buat lo dan anak buah lo."
"Baik, Tuan. Kerjaan apapun akan saya lakukan."
"Gue ketemu seseorang yang mencurigakan."
"Ciri-cirinya seperti apa, Tuan?"
"Kalau gue tahu, gue nggak akan nyuruh lo!" bentak Zero.
"Maaf, Tuan," jawab suara di seberang dengan bergetar.
"Lacak dia, gue tunggu secepatnya."
"Baik, Tuan."
"Perketat keamanan Gwen!" Zero mematikan telepon dengan cepat.
Zero adalah tipe kakak yang bisa menjadi teman curhat, bertengkar, bercanda, dan juga pelindung bagi Gwen. Dia belajar dari kesalahan masa lalu yang merenggut nyawa seseorang karena kelalaiannya.
Dia menyesal lebih mementingkan kekasihnya saat itu dari pada saudaranya sendiri. Hingga terjadilah tragedi lima tahun lalu yang menjadi bayang-bayang buruk bagi Zero.
Zero adalah pemimpin berpengaruh di sebuah perusahaan besar yang bekerja sama dengan perusahaan ayahnya, Hadma. Mereka memiliki banyak musuh dan sang ayah juga memiliki geng motor EXSAID.
Zero punya dua sahabat. Tapi sekarang dia tak tahu di mana mereka. Sambil menatap langit-langit kamar, Zero bergumam. "Gue kangen masa-masa dulu," dia menghela napas dan akhirnya tertidur.
Zero Alexander Perwira Cherlie
Hallo kalian yang masih setia baca cerita gue thank you gais lop yu🥰.
Gimana pada penasaran ngga nih cerita selanjutnya?
Tunggu terus yaaaa mwahhh🥰
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...