"Gue laper, makan dulu yuk. Ada kafe populer dekat sini," ajak Angkasa.
Kalviro menelan air liur. Bermain di Timezone dengan abang-abangnya membuatnya lapar dan haus.
"Ayo, Bang. Perut gue kosong banget. Hati juga kosong, nggak ada yang ngisi," keluh Kalviro.
"Kheem, lo curhat atau ngode?" Aksal terkekeh.
"Curhat, Bang," jawab Kalviro malu-malu.
"Udah dapet bajunya?" tanya Gibran pada Stefiibina.
"Udah dapet bajunya?" ejek Angkasa.
"Basa-basi lo bener-bener basi. Nih, liat gue," kata Angkasa sambil menghampiri Celine.
"Yuk, jangan buang-buang waktu," ucap Celine, menghentikan aksi Angkasa.
"Mamam tuh! Yhaa!" Aksal dan Kalviro tertawa terbahak-bahak. Bahkan Gibran pun ikut tertawa melihat wajah Angkasa yang kecewa.
"Lin, bentar! Kita nunggu Gwen sama Skay balik ke sini," cegah Adrina.
Celine memutar badan. "Gue lupa, hehe," ucapnya canggung.
"Telepon aja, ngapain nunggu orang pacaran," ujar Kristal.
"Oh iya, bener. Bentar gue telepon Gwen."
Sementara itu, Gwen dan Mex sedang bermain di Timezone lain. Mereka sengaja memilih tempat berbeda agar tidak diganggu.
"Kenapa lo tembak gue, jadi mati kan?" Gwen cemberut.
"Namanya juga game, ada kalah ada menang. Kalo nggak mau kalah, jangan main," jawab Mex dingin.
"Tapi kan gue udah bilang, lo harus ngalah!" bentak Gwen.
"Yaudah, kita ulang,"
"Gak, udah gak mood gue," Gwen berdiri dan pergi meninggalkan Mex.
Dering telepon berbunyi. Mex meraba saku, tetapi bukan handphonenya yang berbunyi, ternyata milik Gwen.
"Gwen, cepet! Jangan pacaran mulu, kita lapar. Mau ikut atau nyusul? Kita ke kafe baru."
Mex spontan menjauhkan handphone dari telinganya karena suara itu sangat keras. "Nyusul," jawabnya singkat sebelum mematikannya.
Beberapa detik kemudian ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal. Siapa ini? Mex mengerutkan dahinya. Mex membuka pesan itu yang terdapat fotonya dan Salsa.
Pesan selanjutnya masuk dari nomor yang sama. 'Jauhin Skay, karna dia milik gue!'.
"Bener dugaan gue, Tom dan Salsa sekongkol."
Gwen yang sadar handphonenya hilang segera kembali. "Jangan pegang-pegang handphone gue!"
Gwen merebut handphone dari tangan Mex. Lalu menyembunyikannya di balik punggungnya. Mex panik karena pesan itu belum dihapus.
"Sayang, minjem handphonenya ya, sebentar aja."
"Hah? Lo bilang apa tadi? Sayang?" Gwen tertawa, meski jantungnya berdebar kencang.
"Please, aku mohon."
Gwen menatap Mex dengan penuh curiga. Kok dia berubah 180 derajat gini?
"Ada apa di handphone gue?" Gwen mulai menarik handphonenya untuk mengecek.
"Eh, jangan... itu tadi..." Mex gugup.
"Apa sih? Lepas! Gue pengen cek."
"Jangan!" Mex berusaha menahan, tapi Gwen berhasil membuka kata sandi.
"Aww, ahgrh."
"Eh, lo kenapa? Mana yang sakit?" Gwen panik.
Mex tersenyum tipis, dan sementara Gwen fokus pada dirinya. Mex meraba handphone Gwen, berharap bisa menghapus pesan dan foto itu.
"Khawatir?" tanya Mex sambil mengangkat alis.
PLAKK!
Gwen memukul wajah Mex. "Ngapain lo raba-raba punggung gue? Ngeres!"
"Otak lo yang ngeres! Gue cuma pengen meluk lo."
"Halah alasan. Mana katanya sakit? Gue tampar, lo biasa aja."
"Aww..."
"Telat!" Gwen jutek.
"Beneran ini sakit. Punya pacar galak amat," Mex mengelus pipinya.
"Berantem lagi kan? Bisa nggak sekali aja nggak berantem? Pipi lo terus yang kena imbasnya."
Mex tersenyum melihat Gwen yang khawatir.
"Gak akan sembuh kalau cuma diusap," kata Mex.
"Terus harus gue apain?"
Mex memegang tangan Gwen. "Tutup mata!"
Gwen akhirnya menutup mata perlahan. Mex mencium pipinya.
"Gini caranya."
"Maksud lo, gue harus cium pipi lo biar sembuh?" Gwen melongo.
Mex mengangguk. "Iya, pipi gue perih. Lo harus tanggung jawab."
Cup! Gwen mencium pipi Mex, lalu berlari malu. Mex hanya bisa mematung sambil memegang pipinya, tersenyum sendiri.
Panggil sayang aja terus Mex, gapapa kok.
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aureliaFollow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...