"Watch time, Gwen! Skay udah nunggu setengah jam," teriak Melati.
"Maaf ya, kamu harus nunggu lama," ucap Melati.
"Gapapa. Tante," jawab Mex.
"Bukan Tante, panggil Mommy," Melati menatap tajam Mex.
"Mo-Mommy," Mex mengoreksi.
Melati tersenyum puas. "Kok bisa sih cowo seganteng kamu milih Gwen? Jangan-jangan kamu dipelet?"
"Maybe?" Jawab Mex setengah bercanda.
"Hah, serius?" Melati terperangah.
Sebelum Mex bisa menjawab. Gwen turun dari tangga. "Dia yang pelet Gwen," ujarnya.
"Tapi Mommy lebih percaya kalo kamu yang pelet Skay," balas Melati, diikuti tawa kecil Gwen.
Gwen berjalan ke meja makan. "Oke, sarapan yuk."
"Hey sayang sini sarapan dulu," ucap Melati kepada Mex yang hanya diam tidak ikut bergabung.
Mex menolak dengan sopan. "Terima kasih, tapi Skay udah sarapan."
Hadma, Zero, Melati dan Gwen menikmati sarapan pagi ini.
"Omaygat Gwen lupa kalo sekarang ada piket kelas."
Gwen mengambil tasnya. Menyalimi Melati, Hadma, dan Zero. Begitupun dengan Mex ia melakukan hal yang sama.
Setelah Gwen dan Mex pergi. Melati berucap di sela-sela makannya. "Kalian masih mikirin tentang kalah main Billiard? Kalah menang udah biasa. Tapi kok bisa padahal kalian berdua, Skay sendiri."
"Ini bukan kekalahan biasa, Mom. Selama ini, cuma satu orang yang bisa ngalahin Daddy main billiard."
"Sekarang jadi dua," ucap Zero membenarkan ucapan Hadma.
"Dan dengan teknik yang sama, entah kebetulan atau gak. Yang jelas cara dia mainin dan natap bola billiard itu persis dengan dia," lanjut Hadma.
Melati bingung. "Siapa orang yang kalian bicarakan?"
"Alven," jawab Hadma dengan nada serius.
Sementara itu di dalam mobil. Gwen mematikan musik. "Kenapa diem aja?"
Mex meliriknya. "Gue yang harusnya nanya, kenapa lo bohong? Kamis jadwal piket lo, bukan Selasa."
Ternyata Skay mengetahui jadwal piketnya. Gwen memang bohong, karena dia ingin cepat menanyakan tentang sikap pria itu yang berbeda dari biasanya.
"It's about you! Not me. Apa yang terjadi?"
Mex akhirnya mengaku. "Vuurschedel diserang. Gue mohon jangan interaksi sama orang asing tanpa gue atau temen-temen lo."
Sebelah tangan Mex mengengam tangan Gwen. Namun pandanganya terus menatap jalan dengan serius.
Tiba di sekolah. Gwen dan teman-temannya sedang asik megobrol.
"Angkasa bilang Gibran suka sama lo," ucap Celine.
"Iya, tapi dia gak ada effort sama sekali," keluh Stefiibina.
"Noh, denger, Lin. Gibran bisa bilang suka tapi gak usaha. Lo mah enak, dikejar-kejar Angkasa yang udah bilang ke semua orang kalo dia suka sama lo. Terus effort banget buat dapetin lo!" kata Adrina.
Mengingat sikap absurd Angkasa, Celine bergidik. "Gak deh, gak banget."
"Sikap orang tuh gak ada yang tau. Kenapa lo gak coba deketin Angkasa lebih dalam?"
Celine terdiam beberapa detik. "Udahlah, ngapain jadi bahas gue sama Angkasa? Kita kan kepo sama cerita lo, Gwen."
Tiba-tiba terdengar keributan di lapangan. Salsa sedang beradu argumen dengan Mex.
"Minta maaf!" bentak Mex.
"Bukan gue, mereka berdua yang rencanain," Salsa menuduh Awa dan Ketlin.
"Tega banget ya lo berdua. Gue gak nyangka. Gue emang benci sama Gwen tapi gue tau waktu gue juga punya pikiran. Saat itu gue tau kalo Gwen lagi sakit," lanjutnya bersandiwara Salsa mengeluarkan air mata.
Suara tepuk tangan mendominasi. Gisel, gadis itu berjalan ditengah kerumunan. Mengelilingi Salsa dengan tatapan jijik sambil bertepuk tangan. Kagum dengan sandiwara yang Salsa lakukan dihadapan semua orang.
"Sadar gak? lo berdua gak dianggap teman tapi... lo berdua itu umpan! kalo kasarnya dia itu majikan, kalian budaknya," kata Gwen mengarah pada Awa Ketlin.
"DIEM! Lo gak tau apa-apa," teriak Salsa.
"Oh ya? Gue punya rekamannya," Gisel mengancam.
Salsa mencoba menampar Gisel. Tetapi Gwen menghentikannya. "STOP!"
"Semua yang terjadi, itu ulah dia! Dari mulai foto Gwen dan Tom yang tersebar itu ulah dia! foto itu palsu! Salsa ngelakuin itu karna dia tergila-gila cinta sama lo, Skay. Dan dia juga pernah cinta sama Tom," lanjut Gisel.
Salsa marah besar. "Puas lo sekarang, Gwen? Lo selalu dapetin apa yang gue mau!"
PLAK! Tamparan Salsa mendarat di pipi Gwen.
"Gila lo! Udah salah, nyolot lagi!" seru Gisel.
"Lo juga suka sama Skay, kan?" tuduh Salsa.
"Maybe, tapi gue gak pake cara murahan kayak lo!" jawab Gisel.
Mex menyingkirkan tangan Gisel lalu tangan pria itu merangkul Gwen. Menatap Salsa dan Gisel dengan tatapan tajam. "Gue, gak pernah suka sama lo berdua! Jangan ganggu pacar gue, paham?"
Gwen dan Mex meninggalkan kerumunan. Sementara Gibran meneriakkan. "BUBAR!"
Siswa-siswi melempar kertas ke arah Salsa dan gengnya. "Jaga harga diri jangan mau dicap murahan sama cowo! Tapi sayang, lo udah di cap murahan," ucap Angkasa menatap jijik ke arah Salsa.
Kesel banget sama Salsa euhh apalagi Gisel ikut ikutan😤
Ayo dong Angkasa sama Celine ofc😭
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...