Jam pulang sekolah tiba. Dan Mex bersiap menjemput Gwen. Namun, di tengah perjalanan. Segerombolan orang berbaju hitam menghalangi jalannya. Salah satu dari mereka memukul kepala Mex dari belakang. Membuatnya jatuh pingsan di aspal. Hujan deras pun turun.
Kalviro dan Angkasa melihat seorang gadis yang mereka kira Gwen, tetapi tidak yakin. Namun, ketika mereka tiba di markas dan mendengar bahwa motor Mex ditemukan tergeletak di jalan. Mereka sadar bahwa gadis itu memang Gwen.
Gibran segera memerintahkan Aksal untuk melacak Mex. Aksal mengungkap bahwa para penyerang membuang kamera dari jaket Mex ke sungai, mencoba mengelabui mereka
"Su-sungai?"
Gibran langsung mengambil sebuah peta. Dengan teliti Gibran berusaha mencari letak sungai terdekat dari lokasi motor Mex. Gibran, dengan analisisnya yang tajam. Menyadari bahwa Mex dibawa ke tempat lain.
Mex diikat oleh tali tambang yang sangat kuat satu bangku menjadi tumpuan tubuh Mex. Merasa berat membuka mata, hal pertama yang Mex rasakan adalah rasa sakit di belakang kepalanya. Mex meringis pelan menatap ruangan asing dengan intens.
Mata Mex tiba-tiba tertuju kepada tulisan kecil. "B-Black secret?" ucap Mex mengeja tulisan kecil disebuah tembok.
Kepala Mex mengeluarkan darah segar saat salah satu orang memukul tepat di bagian kepalanya. Membuat pusing menjalar dan Mex berusaha keras untuk tetap sadar. Detik berikutnya, pukulan demi pukulan mendarat tanpa henti di seluruh tubuhnya. Membuat tulang kering kakinya terasa nyeri hingga ia meringis kesakitan.
Tiba-tiba, pintu yang menjulang tinggi terbuka. Menandakan kedatangan Gibran, Angkasa, Aksal, Kalviro, Zidan, dan anak-anak Vuurschedel lainnya. Wajah mereka penuh amarah, siap untuk bertarung. Di ujung gedung, mereka melihat Mex yang dikepung. Dipukul habis-habisan hingga tubuhnya yang lemas terombang-ambing di antara serangan.
Setelah menendang perut Mex. Mereka pergi memberi tatapan permusuhan. Gibran dan yang lainnya langsung menghampiri Mex.
"Sorry kita telat nyelamatin lo," ucap Gibran sambil memegang pundak Mex.
Mex segera keluar setelah teman-temannya datang menyelamatkannya. Tanpa memperdulikan kondisinya. Mex bergegas mencari Gwen di sekolah.
Sekolah sudah sepi. Mex, dengan kaki yang sakit. Mencari Gwen di setiap sudut sekolah. Bahkan memaksakan diri untuk naik ke rooftop. Namun, Gwen tetap tidak ditemukan.
Seorang siswi yang tidak dikenalnya mendekat. Terkejut melihat wajah Mex yang penuh memar dan darah.
"Gue cari Gwen, lo liat?" tanya Mex dingin.
Siswi itu menjelaskan bahwa dia melihat Gwen menunggu di tempat jemputan. Menolak tawaran jaket meskipun wajahnya pucat dan bajunya kotor karena ulah Salsa dan gengnya. Gwen bahkan kehujanan karena hujan lebat.
Mendengar itu, Mex mengepalkan tangan dengan marah. Tanpa membuang waktu. Mex segera pergi lagi. Bertekad untuk menemukan Gwen. Dia harus menemuinya dan menjelaskan semuanya.
Di rumah, Gwen termenung di kamarnya. Menatap hujan yang turun deras. Ketika mendengar keributan di luar. Dia meminta Bi Asih untuk mengecek. Gwen yang kecewa menegaskan bahwa siapa pun yang mencarinya harus disuruh pergi.
"Bi! Bi! tunggu..." Mex terus memukul gerbang berusaha agar bisa masuk ke dalam.
Kepalanya kembali berdenyut, Mex langsung menyandarkan tubuhnya di gerbang secara perlahan sambil memegang kepalanya kuat menahan perih.
Mex menunduk dibawah air hujan memeluk kedua lututnya. Hingga tiba beberapa detik kemudian hujan sudah tidak lagi membahasi kepalanya, dia berfikir jika hujan sudah reda maka dari itu dia mengangkat kepalanya dan melihat kearah depan.
Ternyata seseorang memayunginya.
Mex dan Gwen saling pandang dibawah derasnya hujan. Gwen terdiam, hanya melihat Mex tanpa mengeluarkan suara. Mex yang awalnya duduk langsung berdiri dan memeluk Gwen sangat erat. Mex menarik payung tersebut dan membuangnya ke sembarang arah sehingga dirinya dan Gwen terkena air hujan yang begitu deras.
"Saat ini lo dan gue akan tetep basah meskipun pake payung. Gue pengen ngerasain air hujan ini berdua sama lo, kita terjang hujan ini sama-sama."
Sial disaat seperti ini kepalanya kembali berdenyut.
"Gwen..." panggil Mex pelan. "Gue suka hujan."
Gwen menaikan alisnya bingung.
"Bukan bearti lo harus diem di bawah hujan sampai hujan ini reda, kita masuk kedalam," mutlak Gwen.
Di dalam rumah, Gwen mengobati luka-luka Mex. "Kenapa gak ngasih kabar gue? kenapa lo hilang gitu aja?" tanya Gwen penasaran.
"Iseng aja," jawab Mex.
Rasanya dia ingin sekali berteriak jika dia benar-benar rindu. Dia takut jika orang yang dia sayang tidak ada kabar, karna menurutnya kabar itu sangat penting.
"Mulai sekarang, dimanapun lo, pokoknya lo harus kabarin gue!"
Mex mengangguk. "Gue mau bawa lo kesuatu tempat," melihat Mex yang terluka tidak mungkin jika pria itu harus mengendarai motor. Jadi, Gwen memutuskan membawa mobil.
"Mana kunci mobil?"
"Gak! biar gue yang jalanin mobil."
Mex langsung mengambil kunci mobil ditangan Gwen. Jika tidak seperti itu. Gwen tidak akan masuk atau bisa aja permasalahan kunci mobil ini akan berlanjut.
Nihh gue upload sekarang yuhuu😘
Aduh Gwen kasian Mex kehujanan...
Apakah Black Secret tau misi dan janji Mex? Atau... ada dalang dibalik semuanya?
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aureliaFollow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Novela JuvenilMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...