Jam menunjukkan pukul 06.15, dan langit mulai gelap. Lima perempuan cantik meninggalkan rumah Kristal. Memutuskan untuk pulang lebih awal seperti yang disarankan anggota Vuurschedel. Gwen menyesal menolak tawaran Kristal untuk diantar oleh supir pribadinya karena ia kini kesulitan mendapatkan taksi.
Gwen berjalan ke depan sambil berusaha menelepon Mex. Tetapi panggilannya terus ditolak. "Kenapa nggak diangkat?" gerutunya kesal.
Waktu berlalu hingga pukul 07.00. Langit semakin gelap. Jalan mulai sepi, hanya diterangi lampu jalan.
Merasa tak nyaman karena terus-menerus ditolak. Gwen mencoba menelepon Zero. "Gue yakin pasti diangkat," pikirnya.
Saat telepon berdering. Gwen merasa ada yang mengawasinya. Ia melihat bayangan mendekat dan mempercepat langkahnya.
Merasa terus diikuti Gwen mempercepat langkahnya. Gwen membekap handphonenya agar tidak bersuara terlalu keras Gwen berusaha mencari tempat ramai untuk berhenti.
"Hallo, Gwen?"
Tepat saat telepon diangkat saat itu pula seseorang berhasil menendang telepon Gwen dan memegang kedua tangan Gwen sangat kuat.
"AGKHRRR! SIAPA LO?" tanya Gwen yang tidak bisa melihat siapa orang yang menyerangnya. Tapi orang itu memaksanya ikut. Mendorongnya dengan pistol yang diarahkan ke kepalanya.
"Diem!" dengan gerakan cepat orang itu menarik Gwen bersembunyi ke tempat sempit yang gelap. Sambil membekap tubuh kecilnya dan menutup mulutnya menggunakan tangannya yang kekar.
Tepat saat mereka bersembunyi. Orang yang mengikuti Gwen berhenti di depan persembunyiannya. Gwen semakin terpaku kaku saat melihat sebuah belati yang orang itu pegang di belakang pungungnya.
Ketakutan Gwen memuncak saat melihat senjata itu. Mengingatkan pada kematian kakaknya. Tanpa sadar. Gwen menggenggam jaket orang asing yang bersamanya.
Setelah pria dengan belati itu pergi. Seseorang di sampingnya membuka suara. "Kapan lo mau nurut sama gue?" Gwen menengok dan melihat Mex.
Tanpa banyak bicara. Gwen langsung memeluknya. "Gue udah bilang jangan pulang malam! Gimana kalau gue telat?" bentak Mex.
"Kenapa lo gak angkat telepon gue? orang itu terus ngawasin gue tau gak!" Gwen menatap marah kepada Mex.
Tidak memberi jawaban. Mex hanya memberitahu bahwa Zidan akan segera datang untuk mengantarnya pulang.
Gwen merasa kecewa. "Kalo lo gak mau nganter, gue bisa pulang sendiri gausah repot-repot nyuruh orang lain."
Mex tetap diam dan membiarkan Gwen berjalan pergi. Mex enggan menatap Gwen bahkan saat tadi Gwen memeluknya Mex tidak membalas pelukan itu.
"Kalo orang tadi muncul lagi. Jangan telepon gue. Mundur sekarang atau gue pergi," ucap Mex.
Gwen segera berbalik dan berlari kembali ke arahnya setelah mendengar ancaman Mex tentang pria dengan belati tadi. Gwen menubruk dada Mex, menangis ketakutan.
"Gak lucu tau gak! liat situasi kalo mau becanda," bentak Gwen.
"Maafin gue ya? gue minta maaf," ucap Mex sambil memeluk Gwen. Mengelus punggu wanita itu. Mengusap puncuk kepalanya berulang kali.
Zidan tiba tepat saat itu. Merasa canggung melihat situasi tersebut. Mex akhirnya memutuskan untuk menyerahkan Gwen kepada Zidan untuk diantar pulang. Meski marah, Mex tetap memasangkan helm dan jaket untuk Gwen. Menunjukkan perhatian yang tidak pernah hilang.
Di perjalanan Zidan merasa bersalah, "Gue minta maaf. Sebenernya Skay tau kalo lo bohong. Sorry gue cuman ngomong jujur gue gak tau kalo..."
"Gapapa, gue udah duga kalo dia bakal tau."
Gwen memikirkan perubahan sikap Mex. Zidan akhirnya mengungkapkan bahwa sebagian anggota Vuurschedel diserang. Dan Mex sekarang menuju ke tempat kejadian untuk menyelidiki.
"Jangan aneh liat dia bawa pistol lo harus terbiasa dengan itu," kata Zidan.
Gwen khawatir. "Gila! Itu bahaya, kita harus balik dan ikutin dia!"
Zidan menenangkan Gwen. Meyakinkannya bahwa mereka semua peduli pada keselamatan Mex dan tidak akan membiarkannya terluka. Saat tiba di rumah, Zidan meminta Gwen untuk tetap aman di dalam rumah dan menutup semua jendela serta pintu.
Gwen hanya bisa berharap Mex kembali dengan selamat. Sementara Zidan melesat pergi menuju rumah sakit.
See you di chapter selanjutnya🥰
Jangan lupa follow!
@Vuurschedel_ofc
@skay_mza
@gibransmithh
@z.liandri
@angkasaper_
@aksall.m
@kalviroall_
@gwen16c
@stefi.ibinaaa
@0k_kristal
@celineziba8_its
@adrina_aul0_Follow juga tiktok!
@keyzee. Banyak konten disana👍🏻
KAMU SEDANG MEMBACA
MEXSKAY (END)
Teen FictionMexskay Zio Alzafran Cullen adalah seorang pria yang dinilai dingin dan tidak punya hati. Ia kembali ke Indonesia dengan misi untuk membunuh seorang wanita cantik bernama Gwen Alice Charlie. Misi ini telah menghancurkan keluarganya dan dunianya, nam...