LK Part 58 ; Pelaku kematian

1.1K 51 5
                                    

HAPPY READING!!

_______

Kejora POV

Aku termenung didalam kamar yang berhawa begitu dingin seperti tak ada kehidupan. Sudah dua tahun sejak kematian suamiku hari hariku rasanya begitu hampa. Hatiku sudah mati sejak lama.

Terlihat dari arah pintu seorang anak laki laki berusia hampir dua tahun itu berlari menghampiriku dengan senyuman ceria. Lantas akupun berusaha tersenyum dihadapannya dia penyemangatku untuk hidup, dia adalah anak dari aku dan juga kak Adnan.

"Mama. Aku boleh main ga?" Tanyanya begitu menggemaskan.

"Boleh tapi hati hati ya jangan sampai jatuh" aku mengelus kepala anakku.

"Yeay makasih mama" dia lalu mencium pipiku dan berlari keluar.

Kenan Xavier aku memberinya nama itu seperti keinginan kak Adnan waktu itu sebelum dia meninggal. Wajah Kenan terlihat mirip seperti kak Adnan membuatku selalu teringat tentangnya saat melihat Kenan. Sifatnya juga sama sangat manja, pintar dan juga baik.

"Sayang" dari arah pintu kembali aku melihat seorang laki laki menghampiriku membawa sebuket bunga. Itu sudah menjadi kebiasaannya saat aku hamil anaknya.

Kalian pasti tidak akan percaya seseorang yang begitu aku benci menjadi suamiku sekarang dan aku sedang hamil anaknya.

Fardan.

Aku menikahinya atas kehendak semua keluarga dari pihak keluargaku maupun keluarga Fardan. Mereka menyuruhku untuk menerima ajakan Fardan untuk menikah, apa mungkin karena mereka tak mau aku membesarkan anak seorang diri tanpa pendamping?

Entahlah saat aku menikahi Fardan aku sama sekali tak peduli, semangatku untuk hidup rasanya sudah tak ada sejak kematian kak Adnan. Tapi disitu aku melihat Fardan yang merawatku dengan tulus dan penuh kasih sayang walau aku tak ada perasaan padanya dia tetap mencintaiku. Dia juga sangat menyanyangi Kenan, Kenan sudah seperti anaknya sendiri mereka sudah seperti ayah dan anak.

Disaat itu aku mulai mencoba untuk mencintainya tapi entahlah sudah satu tahun lebih pernikahan hatiku masih saja 'enggan' mencintai Fardan. Semua yang aku lakukan hanya sebatas kewajiban bukan cinta.

"Sayangg~" panggil Fardan manja saat aku hanya diam.

"Hm iya?"

"Kamu kenapa bengong? Butuh sesuatu? Atau ada yang sakit?"

"Engga kok" jawabku sembari tersenyum agar Fardan tau aku tidak apa apa.

Fardan mulai mendekatkan wajahnya keperutku dia sudah biasa berbicara dengan bayi yang berada dalam kandunganku meski dia tidak akan mendengarnya.

"Hallo bayi papah" tangan Fardan mengusap lembut perutku.

"Bilangin kemamah kamu jangan sedih terus nanti dia sakit lagi. Karna disini masih ada papah, kamu dan Kenan yang butuh senyuman dia"

Aku menghela nafas. "Aku ga papa kok beneran"

"Yaudah kalo kamu butuh sesuatu bilang ya sama aku"

Akupun mengangguk. Lalu tak lama seorang pelayan datang dia mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum berbicara.

"Permisi pak, tuan Daniel dan tuan Genus datang ingin bertemu dengan anda"

"Baik sebentar lagi saya kesana" ucap Fardan pada pelayan itu.

"Aku ketemu Genus sama papah dulu ya. Kamu tunggu disini nanti aku balik lagi" tangan Fardan mengelus kepalaku.

"Iya" jawabku.

LUKA KEJORA (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang