(Swastika's PoV)
*
*
*
Dalam Bingkai Kenangan 8
Terik sudah menggigit sejak pukul setengah tujuh saat aku sampai di sekolah. Sebelum masuk, lebih dulu aku mengecek kebun apoteker hidup yang menjadi tanggung jawabku sekarang--kebun bibit sudah dioper ke anggota lain. Di kebun apoteker hidup ini ada beragam tanaman obat. Sirih merah dan sirih hijau saling berkelindan, menjulur penuh ke batang-batang bambu yang sudah disiapkan untuk tempat mereka. Selain itu, ada daun saga, rumpun jahe dan serai, kumis kucing, keji beling, dan masih banyak yang menyesaki kebun seluas 5x3 meter tersebut.Dari sela-sela daun kumis kucing, aku menemukan ulat hijau tanpa bulu yang menggemaskan. Seharusnya, ulat ini biasa menempel di daun-daun mawar. Kenapa nemplok di sini? Bawa, ah. Bikin Laras jejeritan di kelas, kan, seru.
Saat hendak ke kelas, aku melihat gerombolan anak Paskibra sudah siap di lapangan upacara. O, ya. Ini hari pertama kami masuk setelah libur panjang dan tahun baru. Selain upacara biasa, katanya akan ada pemberitahuan pemenang dari beberapa lomba yang tiga bulan terakhir sekolah kami ikuti. Beberapa di antaranya terkait lomba spesial Bulan Bahasa yang memang pengumumannya cukup lama. Bu Anik sudah mendapat data nama yang memenangi lomba tersebut, tetapi tidak memberi tahu anak Mading. Menang atau tidak, yang jelas aku sudah berusaha semaksimal mungkin.
Aku juga melihat Langgam sudah di lapangan upacara. Lengkap dengan pakaian dinas upacara hari Senin; putih dari atas sampai bawah, kecuali kopiah dan sepatu pantofel hitam. Wajahnya amat serius saat mulai mengerek bendera Merah Putih.
Yang aku perhatikan, cowok itu tidak pernah tetap memegang bagian. Kadang jadi pengerek, kadang jadi pembawa bendera, kadang jadi pengibar, kadang pula jadi danton. Mungkin memang harus digilir agar setiap anggota memiliki rekam jejak untuk setiap tugas.
Baru ada Wawan, Bayu, Arum, dan Mahesa saat aku masuk sambil membawa Si Hijau yang menggeliat-geliat di tangan. Usai meletakkan tas, aku mengambil sebuah buku dan menyobek dua lembar kertas untuk membuat tempat sementara Si Hijau--dua buah kota berbeda ukuran di mana satu untuk wadah dan satu untuk tutup dengan tidak lupa melubangi beberapa sisi agar Si Hijau mendapat sirkulasi udara yang cukup.
Setelah meletakkannya di dalam sana, aku beranjak keluar untuk mengambil beberapa helai daun mawar untuk stok makanannya. Nah, kubiarkan dia menghuni meja lalu mengambil topi kemudian kembali keluar. Tujuan kali ini adalah ruang Mading. Sebelum berangkat, aku mendapat pesan dari seorang senior untuk mengganti beberapa karya di mading. Karya-karya itu sudah siap di meja editor dan tinggal tempel. Memang, salah satu junior yang diamanahi untuk memegang ruang Mading adalah aku.
"Yosh! Mari bertugas!" Aku berkeliling koridor untuk mengganti karya yang lama dengan yang baru. Menempel seestetik mungkin agar menarik dibaca.
Beberapa kelas tampak sudah ramai. Saat aku melewati X-4, kulihat Laras sudah dalam mode menjerit dan mengomel karena menemukan wadah berisi ulat hijau yang gemuknya sekelingking. Bahkan, panjangnya pun menyamai panjang kelingkingku.
"Siapa ini woi yang naro ulet di sini?"
Tawaku meledak sepanjang melewati koridor kelas X menuju kelas XI karena omelan gadis itu. Lama tak berjumpa, tahu-tahu Si Hijau menjadi hadiah di atas meja. Kejutan yang membahagiakan, 'kan? Itu baru Si Hijau yang ada di sana. Bagaimana kalau kutambah dengan Si Hitam Batik yang tadi kulihat nemplok di pohon pacar air? Wah, makin menjerit dia.
Bel masuk berbunyi bertepatan dengan aku selesai menempel karya terakhir. Aku bergegas ke lapangan upacara dan menemukan X-4 sudah mulai berbaris. Dengan mudah aku menyelinap di antara Laras dan Bella dengan posisiku di tengah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Lama
RomancePada akhirnya, setiap kebetulan hanyalah serangkaian takdir dari Tuhan untuk setiap anak manusia. Langgam mendapat kiriman surat undangan, sebuah novel, dan selembar amplop dari teman lamanya. Dalam amplop tersebut, Langgam dikejutkan oleh sebuah k...