33 | DREAM

18.1K 3.1K 3.7K
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENTAR 🙏

SPAM KOMENTAR MINIMAL 3K LEBIHIN GAPAPA KALI YA HEHEWW 😚

SELAMAT MEMBACA 🤸

SELAMAT MEMBACA 🤸

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🔥🔥🔥

"Xaxa, Tya demam sejak pulang sekolah tadi dan nggak turun-turun panasnya.. Aku panggilin dokter dianya nggak mau." Adu Zeze panik berlari menuruni tangga menuju Xander yang baru saja sampai di rumah tepatnya pukul 6 sore.

Xander mengecup kening Zeze seperti biasa lalu meletakkan tas kerjanya di atas meja.

"Ojen, minta tolong hubungin dokter Theo suruh kesini sekarang ya." Ucap Xander dengan panik bersamaan dengan Zeze berjalan cepat menaiki tangga menuju kamar Shella.

Zain menaiki tangga bersama dengan dokter Theo menuju kamar Shella.

"Dokter Theo in here, dad." Ucap Zain begitu memasuki kamar Shella.

Xander yang awalnya mengusap lembut kening Shella dengan cepat berdiri agar dokter Theo bisa dengan leluasa memeriksa keadaan putrinya.

"Mohon periksa putri saya dokter Theo." Ucap Xander mempersilahkan dokter Theo.

"Tya nggak pernah bisa sakit jika bukan karena Rangga dan daddy yakin kali ini ulah Rangga lagi." Lanjut Xander bergumam dengan nada dinginnya menatap Zeze dan Zain bergantian.

Shella hanya diam dengan mata terlelapnya, keringat dingin terus menetes dari keningnya bahkan kaos yang ia pakai kali ini ikutan basah.

Tidak lemah seperti biasanya, namun Shella selalu lemah jika menyangkut Rangga..

"Permisi tuan Xander, untuk memulihkan kekuatan pasien karena ia belum makan hari ini bisakah untuk di infus saja sampai besok pagi.. Nanti sekalian saya tuliskan resep untuk penyebuhannya."

Xander dan Zeze menganggukkan kepalanya tanpa pikir panjang lagi, karena kesehatan sang anak lebih penting dan prioritas utama bagi semua orangtua.

"Daddy.." Gumam Shella dengan perlahan membuka matanya.

"Daddy disini sayang sama mama juga." Jawab Zeze dengan mengusap keringat yang terus saja keluar dari kening Shella.

Zain yang awalnya duduk di sofa dan asyik bermain game lalu mendengar suara sang adik segera berdiri mendekati ranjang.

"Tumben sakit, jadi pucet ya bibirnya.. Mau makan apa Ojen traktir ya." Ucap Zain yang mendapat gelengan kepala dari Shella.

RANGGA EBIGA | HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang