15.

2K 228 6
                                    

“happy birthday y/n!!” Ucap seorang pria dewasa yang memegang kue ulangtahun. Diatasnya terdapat lilin berbentuk angka tujuh.

Aaa, terimakasih Ayah!” Senyuman merekah terlukis diwajah menggemaskan milik seorang anak perempuan yang sedang berlari kearah pria yang ia panggil Ayah.

“Haha, cantiknya Ayah udah besar ya, saatnya Make a wish!!”

Anak kecil itu menangkupkan kedua tangannya didepan mulutnya. “Y/n mau kaka!” Lirihnya.

Sang ayah tersenyum lalu mengintruksikan anaknya untuk meniup lilin berbentuk angka tujuh itu. “Percaya sama ayah, sebentar lagi dia pasti pulang, tapi y/n harus janji jangan sedih lagi.” Titah sang ayah sembari mengacungkan jari kelingkingnya.

Anak itu tersenyum sembari menautkan jari kelingkingnya di kelingking ayahnya.

“ Nah, Ini untuk y/n! Sini ayah pakai kan.” Ucapnya sembari memakaikan kalung berliontin arloji berwarna perak bercampur emas.

“Bagus banget Ayah, y/n suka sekali!!! Terimakasih Ayah”

“Sama-sama anakku, selamat ulang tahun.” lirih sang ayah, ia mencium kening putrinya lalu memeluknya erat.

Duar

Suara ledakan keras terdengar dibarengi goncangan yang cukup hebat. Y/n panik dibuatnya. Sadar akan situasi sang ayah tak tinggal diam, ia hendak memasukkan putrinya kedalam portal api namun y/n menolak karena ia tau ayahnya tidak akan mengikutinya.

Perlahan portal itu menarik y/n yang masih memberontak,

“Ayah! Jangan tinggalin y/n!! Y/n gak mau sediri.” Uraian air mata mengalir deras membentuk sungai dipipi.

“Maafkan Ayah y/n! Ayah akan selalu bersamamu, percayalah! Ayah akan menyusul mu, cari ibumu! Ini perintah nak, temukan dia.” Lirihnya sembari mengelus pelan rambut putrinya.

“I-ibu masih hidup?” Tanya y/n terbata-bata.

“Iya sayang! Dia butuh bantuanmu, pergilah selamatkan ibumu. Ayah akan menyusul, ayah janji.” Sang ayah mengaitkan jari kelingkingnya di kelingking putrinya, lalu berlalu untuk bertarung.

Bukan y/n namanya jika ia menyerah begitu saja. Ia terus memberontak mencoba terlepas dari portal api yang telah menarik sebagian tubuhnya.

Y/n masih dapat melihat pertarungan dahsyat antara ayah dan musuhnya, oh ayolah, satu lawan seribu. Apa yang diharapkan, hingga sebuah suara ledakan yang sangat memekakkan telinga terdengar.

“A-ayah?!”

Terlihat seseorang tengah menahan ayahnya yang sudah babak belur dengan pedang dileher. Entah apa yang dikatakan orang misterius itu.

Yang terakhir kali anak itu lihat adalah ketika orang misterius itu menghunuskan pedangnya tepat di dada sang ayah

Tidaaak... Ayaaaaah?!”

 

_______________

Kamu terbangun dari mimpi burukmu, peluh membanjiri tubuh mungilmu. Kamu menggenggam kalung berliontin arloji yang selalu kamu pakai dan disembunyikan dibalik pakaianmu.

“Ayah..” lirihmu, air mata mengalir dengan deras.

Jam weker sudah menunjukkan pukul tujuh pagi. Cahaya lembut menelusup disetiap jarimu, kamu tersadar dan melepas genggaman mu di kalung pemberian ayahmu.

Kalung itu bersinar lembut bak bulan purnama, melayang dan melepaskan diri dari lehermu. Kamu tidak melakukan apa-apa, membiarkan apa yang akan terjadi.

“Hai.”

Kamu terperanjat kaget melihat sesuatu berbentuk bulat sebesar dua kepalan tanganmu, berwarna perak bercampur biru keunguan dengan dua tangan yang agak panjang sedang melayang kearahmu.

“S-siapa?” Ucapan mu tertahan.

“Masa gak tau?” Hardik benda bulat itu.

“Power sphera?” Sebelah alismu terangkat.

“Yep, nama ku darkbot power sphera elemental gelap, nice to meet you!” Power sphera itu terlihat sedang hormat dua jari dengan tangan kanan robotnya dan sinar mata yang berkedip sebelah.

“Jadi selama ini?!”

“Hehe, maaf! Mungkin sekarang memang waktu yang tepat buat kamu tau segalanya.”

Kamu masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi, terlihat wajah cengo pertanda otakmu masih loading.

“Hey!! Apa-apaan ekspresi kaya gitu? Jelek banget tau gak!” Hardik darkbot.

“Bahasa mu gaul juga.” Celetukmu sambil tertawa miring.

“Heh, gimana tuannya lah. Haha”

“Garing” ucapmu sembari menepuk kening(?) Darkbot. “Oke darkbot! Apa yang mau kamu jelasin?!” Tanyamu.

“Pertama tama, mandi trus makan, lalu...”

“Oke!” Kamu berlari menuju kamar mandi tanganmu dengan gesit menyambar handuk

“Belum juga selese ngomong maen nyelonong aja lu.”

_______________

Tbc-

Full scene buat y/n doang. Hehe

Gpp la yah, itung-itung muroja’ah.g

See you next chapter

Babay💙

Boboiboy dkk X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang