chapter 2

3.1K 171 1
                                    

Happy reading semua

[][][][][]

"Pagi semua maaf kita telat" ujar Andin sambil tersenyum tak enak.

Rosa tersenyum" tidak apa apa Andin, mamah memaklumi"

Setelah itu tak ada topik dari siapapun, mereka sibuk dengan aktivitas mereka masing masing.

"Mah Al sama Andin pindah hari ini aja ya" ujar Aldebaran membuka suara.

"Cepat sekali Al, mamah juga ingin Andin ada di sini kamu tau kan Al mamah tidak ada teman. Punya anak satu kerjaan nya cuma bisnis bisnis dan bisnis"Aldebaran mengehentikan makan nya, Aldebaran tau mamah nya ini sedang menyindir nya.

Sedangkan Andin hanya tersenyum sesekali tertawa melihat tingkah anak dan ibu yang kini sudah mejabat sebagai keluarga Andin.

"Terserah kamu aja Al, kalau menurut kamu itu baik yaudah mamah tidak akan memaksa" ujar Rosa kembali serius pada pembicaraan.

*****

"Pah Andin pergi dulu ya, papah jaga diri baik baik jangan lupa makan nya, Andin bakal jenguk papah kok" ujar Andin sambil memeluk Surya erat.

Bulir bening yang sedari tadi di tahan untuk tidak jatuh pun akhirnya turun. Andin menangis sesenggukan di dalam pelukan papah nya.

Surya juga membalas pelukannya Andin tak kalah erat" kamu juga jaga diri baik baik ya ndin, kamu harus patuh sama suami kamu, jangan membantah dia apalagi melawan dia"

Aldebaran yang menyaksikan hanya bisa diam bersama Rosa. Rosa melirik anak nya" kamu gak mau peluk mamah gitu sebagai ucapan perpisahan?"

Aldebaran lalu memeluk mamah nya erat, Rosa juga membalas pelukan hangat dari anak nya.
"Ingat kata kata mamah, jadi lelaki yang bertanggung jawab, dan bijak sana. Mamah tidak ingin kamu memilih jalan yang sesat"

"Dan permintaan mamah cuma satu, jangan sia siakan seseorang yang sudah menemani kamu dengan tulus tanpa meminta imbalan. Jangan biarkan pelangi pergi yang membuat kamu menyesal karna tidak bisa melihat keindahannya"

****
Kini Andin dan Aldebaran sudah sampai di pekarangan rumah baru Aldebaran. Andin di buat terkagum kagum karna rumah Al sangat besar dan mewah di bandingkan rumah Rosa ibu mertua nya.

"Dari pada ngelamun mending bantuin saya bawa barang" Andin mengangguk lalu membantu Al mengangkat barang barang yang di bawa dari rumah mamah Rosa.

Namun karna jumlah barang yang di bawa Andin terlalu banyak, ia pun malah tersungkur karena barang yang ia bawa sangatlah berat dan banyak.

"Aww sakit" ucap Andin sambil meringis kesakitan karna kaki nya terkilir sedangkan tangan nya tergores menimbulkan darah segar keluar dari tangan nya.

Aldebaran yang melihat ia mendecak kesal" kalau memang gak bisa bawa mending gausah, kamu belum sehari jadi istri saya udah banyak ngerepotin saya!!" Ucap Aldebaran sedikit membentak yang membuat Andin menunduk.

"Ma...maaf mas"kata andin lirih.

Aldebaran dengan cepat menggendong Andin dan membiarkan barang barang nya berhamburan di atas tanah. Andin sontak terkejut saat Aldebaran menggendong nya tiba tiba.

"Merepotkan"

*****

"Ini kamar kamu" ujar Aldebaran sambil menurunkan barang barang Andin.

Andin sedikit bingung,mengapa mereka harus pisah kamar padahal mereka sudah suami istri.

"Mas kenapa kita gak sekamar aja? Lagian kita udah halal jadi gabakal masalah"

Aldebaran tersenyum kecil lalu raut wajah nya berubah menjadi datar dan dingin kembali" Andini kharisma Putri yang terhormat, mana mungkin saya ingin tidur dengan kamu"

Deg

Andin masih tak mengerti"lalu kenapa kalau kamu gak mau sama aku kenapa kamu nikah sama aku mas?"

"saya terpaksa menikahi kamu, saya menikahi kamu hanya ingin menuruti keinginan almarhum papah saya!! Jadi kamu jangan berharap lebih"

Mata Andin sudah berkaca-kaca tak menyangka bahwa Aldebaran menikahi nya hanya karna menuruti keinginan papah nya. Lalu bagaimana dengan hati Aldebaran? Apakah Aldebaran mencintai nya?.

Setelah mengucapkan itu, Aldebaran pergi dengan muka memerah, tak ada rasa kesian terhadap Andin.

Sedangkan Andin masih mematung,masih mencerna baik baik ucapan Aldebaran. Detik kemudian ia menghapus air mata yang entah sejak kapan turun.

Lalu mengambil koper nya dan masuk kedalam kamar nya, kamar bernuansa putih dan abu. Kasur yang kecil dan juga terdapat lemari dan sofa.

Andin kembali mengingat ucapan Aldebaran tadi yang membuat hati nya sakit. Ia kira Al serius mencintai nya.

"Aku yakin mas Al mencintai aku" batin Andin sambil menghapus kembali air mata nya.

*****
Hari sudah mulai malam, kini Andin sedang ada di dapur untuk mempersiapkan makan malam untuk Aldebaran dan diri nya.

Di rumah Aldebaran tidak ada art hanya ada satpam itu juga suruhan mamah rosa.

Kini Andin tengah memasak sayur sop. Selain cantik dan baik, Andin juga pintar memasak.
Aldebaran turun dari tangga yang membuat Andin tersenyum.

"Mas kamu mau kemana? Kok udah rapih sih?"kata Andin mata nya tetap pokus pada wajan yang berisi masakan nya.

Aldebaran menoleh"saya mau kemana pun bukan urusan kamu" setelah mengatakan itu Aldebaran pun melenggang pergi meninggalkan Andin yang terus memanggil nama nya.

Andin langsung mematikan kompor lalu mengejar Aldebaran" mas mas kamu mau kemana? Ini udah malem mas"ujar Andin sedikit berteriak.

Namun Aldebaran tak menghiraukan,ia malah semakin mempercepat jalan nya. Andin terus mengejar Aldebaran sampai Aldebaran berhenti di dekat mobil nya.

"Mas mas mau kemana? Ini udah malem mas"kata Andin sambil memegang tangan Aldebaran erat.

Aldebaran menepis tangan andin"jangan coba coba menyentuh tangan saya"peringat Aldebaran lalu masuk kedalam mobil nya.

Andin sontak menggedor pintu mobil Aldebaran keras. Namun tak ada tanggapan dari Aldebaran.

Setelah itu Aldebaran melajukan mobil nya yang membuat Andin tersungkur ke atas tanah. Satpam yang melihat kejadian itu pun langsung membantu Andin untuk bangkit.

"Aduh Bu Andin kenapa lari lari" kata satpam itu panggil saja Uya. Andin menggeleng lalu mencoba mengejar mobil Aldebaran namun kaki nya tak mendukung untuk berjalan.

"Biar Uya bantu ya masuk kedalam"ujar Uya memberikan bantuan, Andin pun mengangguk kecil "terima kasih Uya" kata Andin sambil tersenyum.

[][][][][]

Bersambung....
Kayak nya chapter ini sedikit panjang ya, yaudah gapapa.

Jangan lupa voment

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang