chapter 32

2.1K 225 18
                                    

Happy reading ✨🥀
[][][][][]

Andin menatap nanar ponselnya, ia menghembuskan nafasnya kasar. Coba bayangkan saja, niat Andin pergi dari rumah Aldebaran karena ingin menjauhi Aldebaran namun, kini takdir malah menyatukan mereka lewat kiana.

Andin bangun dari tempat tidurnya, merapikan terlebih dahulu tempat tidurnya berlalu membuka gorden kamarnya dan berakhir ke kamar mandi.

Beberapa menit kemudian, Andin keluar dari kamar mandi lalu beralih ke lemari. Ia memilih pakaian simpel saja, celana bahan berwarna biru tua dan baju santai dengan motif garis garis di sekujur bagian perut nya.

Hari ini, ia di minta oleh aldebaran untuk menemani Aldebaran dengan alasan membeli pakaian untuk kiana. Entah kenapa, jika tentang kiana dirinya tidak bisa menolak.

Tentang masalah kemarin malam, Andin berusaha melupakannya dan tak akan mengungkit ngungkit tentang kejadian siapa yang menguncinya dengan keadaan gelap. Lebih baik melupakannya.

Tringg....tringgg....tringggg

Andin menatap ponselnya, nomor Aldebaran muncul di layar ponselnya. Andin pun menekan tombol hijau di layarnya untuk mengangkat telepon.

"Kenapa?" Tanya Andin malas.

"Saya udah di depan rumah kamu, cepetan keluar saya tunggu!"

Tut.

Bola mata Andin membulat, cepat sekali, cepat cepat ia mengambil tas Selempang birunya lalu berlalu keluar.

"Loh Andin kamu mau kemana jam segini?" Ucap pak Surya sembari melihat jam tangannya. Andin tersenyum, "aku mau beli baju buat kiana pah, kebetulan kemarin aku liat di lemari kiana bajunya cuma sedikit"

"Tapi kamu belum sembuh total loh, papa takut kamu-"

"Aku baik baik aja pah, soal semalam aku udah lupain" potong Andin. Pak Surya mengangguk ragu.

"Yaudah pah Andin berangkat dulu ya, assalamualaikum" salam nya sembari mengecup punggung tangan pak Surya.

"Waalaikumsalam"

*****

Andin membuka pintu mobil Aldebaran, tampak lah Aldebaran yang kini tengah menatapnya dengan tatapan datar.

"Loh kiana nya mana?" Ucap Andin sembari celingak celinguk mencari keberadaan kiana.

"Kiana gak ikut, dia lagi asik main sama temen saya. Saya suruh temen saya buat jagain kiana dan sebagai teman main kiana"

Andin membulat, "jadi kita berdua gitu?"

"Hmm"

Andin menghembuskan nafas sabar, Aldebaran sangat menyebalkan. Bilang saja modus ingin berduaan dengan dirinya.

"Makanya saya minta kamu buat temenin saya milih baju buat kiana. Sekalian beli mainan"

"Hm, yaudah cepet berangkat!" Amuk Andin. Dirinya sudah sebal dengan Aldebaran.

Aldebaran tersenyum tipis, sangat tipis bahkan mungkin hanya dirinya yang tahu.

*****

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang