chapter 17

2.2K 182 11
                                    

Happy reading 🥀🎶
[][][][][]

Huh. Andin Andin kamu selalu punya cara buat saya tersenyum.

"Ciee mas senyum senyum sendiri" celetuk Andin dari balik pintu. Ia tersenyum genit dengan mata di kedip kedipkan.

"Apaan sih!! Itu mata ngapain kamu kedip kedipin? sakit mata?" Balas Aldebaran cetus.

"Iya mata aku sakit gara gara liat mas Al" setelah mengucapkan itu Andin dengan cepat menutup pintu dan mengibrit. Aldebaran dapat merasakan jantungnya yang berdegup kencang.

Ini kenapa jantung? Apa gue punya riwayat sakit jantung?. Batin Aldebaran.

*****

"Andin kenapa kamu senyum senyum gitu?" Ucap mamah Rosa terkekeh. Andin menoleh lalu tersenyum"enggak mas"

"Mas?"

"Eh maksud aku mah"ucap Andin terbata. Seketika ia gugup sendiri.

"Ouh mamah tau kamu lagi mikirin Al ya? Aduh mamah ganggu ya?"balas mamah Rosa tersenyum seringai. Ia dapat melihat wajah Andin yang memerah.

"Mah enggak kok. Aku juga lagi gak mikirin mas Al" elak Andin. Yap sungguh dalam hatinya ia ingin segera menghilang saja. Malu.

"Ouh sudalah. Ouh iya ndin mamah ada niat buat ajak pak Surya sama mamah Sarah makan bareng di sini ya sekalian silahturahmi udah lama mamah gak ketemu orang tua kamu"ucap mamah Rosa. Andin mengangguk" wah ide bagus mah. Nanti aku telepon mereka buat ke sini"

"Iya ndin"

*****

Hari sudah malam. Andin sedang menata makanan di atas meja makan, sebentar lagi orang tuanya akan datang untuk makan bersama.

"Papah sama mamah belum ke sini?"ucap Aldebaran tiba tiba. Andin menoleh lalu mengangguk"iya mas. Mungkin mereka masih di jalan"

Aldebaran mengangguk lalu mengedarkan pandangannya" mamah sama Kiki kemana? Dari tadi saya kayak gak liat mereka"

"Mamah kayanya ada di kamarnya kalau Kiki palingan lagi sama Uya mas"jawab Andin masih pokus pada makanan di hadapannya.

Aldebaran mengangguk lagi, lalu ia mendekat pada Andin" ndin muka kamu kok pucat?"tanya Aldebaran sedikit panik, namun ia mencoba senetral mungkin untuk tetap santai.

"Ah masa sih mas, mungkin karena kecapean aja mas. Udah gak usah di khawatirin aku gak papa" Andin tersenyum. Aldebaran mendelik" nanti habis makan langsung istirahat aja. Nanti biar Kiki yang beresin"

Andin mengangguk, jujur hari ini serasa sangat melelahkan. Bahkan sesekali ia merasa sesak di dadanya. Ia berpikir positif saja mungkin ia kecapekan.

"Assalamualaikum Andin Al"ucap pak Surya dari balik Ding ding sana. Bersama mamah sarah tentunya.

"Waalaikumsalam pah mah"balas Andin dan Aldebaran berbarengan. Setelah itu Andin langsung menghampiri orang tuanya untuk menyalimi tangan mereka berdua.

"Andin muka kamu pucat sekali nak! Kamu kenapa?"tanya pak Surya terkejut saat melihat wajah Andin.

"Aku cuma kecapean aja pah, gausah khawatir berlebihan" jawab Andin. Setelah itu papah surya mengelus lembut rambut Andin" makanya jangan terlalu kecapean"

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang