Happy reading ✨
[][][][][]Setelah makan siang tadi, mereka tidak langsung beranjak ke kamar. Andin mencuci piring terlebih dahulu sekaligus membantu bi Mina yang bekerja sendirian.
"Udah atuh nyonya, saya jadi gaenak" ucap bi Mina. Wanita paruh baya mungkin baru berumur lima puluh empat tahun.
Andin tersenyum, "udah bi gapapa. Lagian aku udah biasa kayak gini"
"Dan satu lagi bi, jangan manggil aku nyonya."
"Ga enak atuh, kalau misalnya panggil nyonya pake nama."
Andin terkekeh, "panggil neng atau non lebih enak di denger nya bi, kalau nyonya keliatan aku kayak tua banget."
Bi Mina tertawa, "yaudah atuh, bibi panggil neng aja ya. Neng Andin."
Andin mengacungkan jempol nya ke atas, "nah gitu bi, haha" jawabnya dengan tawa di akhir.
"Bi Mina, bi mina udah lama ngurus ini villa?" Bi Mina mengangguk, "iya neng, bibi udah ngurus ini rumah selama 2 tahunan."
Andin mengangguk paham, di lain itu bi Mina terus menceritakan bagaimana dirinya berada di sini.
"Tuan Aldebaran juga ke sini kalau ada kerjaan luar kota aja, setelah itu gapernah ke sini lagi. Mungkin udah tujuh bulan dan sekarang baru ke sini"
Andin tersenyum, "mas Al memang sibuk sampe Sampe gamau ke sini lagi. Maklum lah, mas Al emang gitu"
Bi Mina mengangguk lalu kembali melanjutkan cucian nya.
*****
Malam yang dingin membuat Andin tak henti-hentinya menggosok tangannya di balik selimut. Cuaca dingin mungkin karena kini tengah hujan lebat di luar, suara petir bergemuruh membuat Andin sedikit takut dan tak berani turun dari ranjang.
Aldebaran memperhatikan Andin, ia lalu membawa Andin ke pelukannya menyalurkan rasa hangat yang membuat Andin tidak menolak dan semakin mengeratkan pelukannya.
Beberapa menit kemudian, Andin bangkit saat perutnya berbunyi sepertinya cacing di dalam perutnya sedang berdemo meminta makanan.
"Mas, eum. Aku-"
"Lapar?" Potong Aldebaran cepat, Andin mengangguk. Aldebaran mengangguk, ia juga lapar sebab tadi dirinya makan hanya siang saja.
Jam menunjukkan pukul 19.45, "jam segini kayaknya bi Mina udah pulang ke rumahnya, pak Mamat juga gak bisa masak."
"Yaudah kita bikin makan sendiri aja, lagian bahan bahan pasti ada kan?" Tanya Andin.
Aldebaran mendengus, "masalah bahan bahannya gaada ndin, tadi bi Mina cuma bikin makan siang dengan bahan bahan pas Pasan."
"Yah trus gimana mas?"
"Yaudah, tunggu saya mau pesen online aja. Kamu mau apa?" Katanya.
"Sate ayam aja mas, sama rendang." jawab Andin.
Aldebaran mengangguk lalu mulai memesan, "udah, tunggu sekitar 15 menitan."
Andin mengangguk.
Andin menyalakan televisi setelah bunyi petir menghilang, dirinya mencari sebuah film yang dirinya cari.
Setelah mendapatkan filmnya, Andin menyenderkan tubuhnya di tembok ranjang.
Aldebaran ikut menonton, walaupun ia tidak terlalu suka dengan film berkategori romantis namun sudahlah.
Lima belas menit berlalu, pesanan yang Aldebaran pesan sudah sampai. Aldebaran membawa nya ke kamar, ia tahu Andin akan malas jika makan di ruang makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS MY DREAM (END)
Romance⚠️ PLAGIAT MENJAUH⚠️ ❗Karya sendiri ❗ ⚠️No copas⚠️ ⚠️ Hargai penulis ⚠️ Sebelumnya perkenalkan saya Keisha Nurul azni biasa di panggil Caca atau Keisha. Ini cerita haluan saya dan saya buat ini dengan hasil pemikiran sendiri. Cerita ini juga pernah...