chapter 18

2.2K 193 16
                                    

Happy reading 🥀🎶
[][][][][]

Andin berjalan dengan cepat, setelah pulang dari restoran tadi entah kenapa tiba tiba ia merasa mual dan dadanya kembali sakit.

"Andin Are you ok? Kenapa kamu pegang dada kamu? Kamu sakit?"ucap mamah Rosa panik, ia langsung menuntun Andin ke dalam kamar nya.

"Andin kamu kenapa?"tanya mamah Rosa kembali" apa perlu mamah telpon Al untuk membawa kamu ke rumah sakit?" Ucap mamah Rosa kembali.

"Gausah mah, aku gapapa lagian cuma mual aja" kata Andin. Mukanya sangat pucat bahkan bibir yang tadinya merah merona kini mulai memutih.

"OMG Andin muka mu pucat sekali, ayo mamah bawa ke rumah sakit"mamah Rosa berusaha mengangkat Andin namun Andin menolak" gausah mah aku di istirahat di kamar aja. Mungkin aku kecapean"

"Are you serious? Oke kalau begitu biar mamah bantu" ujar mamah Rosa. Andin mengangguk jujur ia sangat lemas.

Setelah sampai di kamar, Andin langsung membaringkan tubuhnya di atas kasur nya. Mamah Rosa sudah keluar katanya akan membuat minuman untuk Andin.

"Huh kenapa ya aku?" Tanya Andin pada dirinya sendiri.

"Apa besok aku ke dokter aja sendiri?"

Tring...

Andin menoleh melihat ponselnya yang berdering.

Ia membuka room chat nya, terdapat nama Aldebaran paling atas yang mengirimkan nya pesan.

Mas Al💙
Kamu kenapa?
Kata mamah kamu mual dan mukanya pucat.
Apa perlu saya pulang buat bawa kamu ke rumah sakit?.
10.07

Senyum Andin perlahan terlihat, ia membalas pesan Aldebaran cepat sebelum lelaki itu mengamuk.

To:mas Al💙
Aku gapapa mas.
Kamu gak usah khawatir berlebihan, mungkin aku masuk angin.
Gausah, kamu kerja aja di kantor.
Jangan lupa makan siang mas.
10.08

Setelah mengirim pesan tersebut, ia memutuskan untuk mandi sebentar. Tubuhnya yang sangat lengket membuat ia tidak betah untuk tidak mandi.

*****

Tante Maya memukul stir mobilnya, ia sangat kesal atas kejadian tadi pagi di restoran.

"Sialan. Bisa bisanya wanita kurang ajar itu merusak persahabatan ku dengan Rosa"ucap Tante Maya, ia kesal sangat kesal.

Tring...

Ia menoleh lalu membuka ponselnya, terdapat nama seseorang yang sangat ia rindukan.

Viona
Mah.. aku udah di bandara.
Jemput aku dong.
Cepetan ya mah.

Maya lalu mengetikan pesan kembali untuk membalas nya.

To: Viona
Iya sayang.
Mamah berangkat ke sana.
Tunggu mamah.

Setelah itu ia menancap gas mobil nya. Meninggalkan restoran dan menuju ke bandara.

*****

Aldebaran diam merenung di atas kursi kerjanya. Ia masih memikirkan Andin yang membuatnya selalu khawatir.

"Andin kenapa ya?" Ucap Aldebaran frustasi.

"Dari kemarin gue selalu liat muka dia pucat bahkan dia suka megang dadanya, sekarang di tambah mual"

Aldebaran mengetuk ngetik bolpoin nya. Ia mendadak takut, takut jika Andin mengidap penyakit yang tak di inginkan.

"Enggak enggak, gue harus berpikir positif. Bisa aja kan Andin masuk angin"

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang