chapter 3

2.5K 168 2
                                    

Happy reading
[][][][][]

Kaki Andin sudah di perbam, ia mengobati kaki nya sendiri. Pikiran Andin masih tertuju pada Aldebaran yang pergi malam malam seperti ini.

"Mungkin mas Al ada keperluan mendadak, aku gak boleh berpikir negatif sama mas Al"batin Andin sambil mengurut kaki nya.

Tring tring tring...

Ponsel Andin bergetar, Andin melihat ponsel nya. Senyuman terukir di bibir nya saat tau siapa yang menelpon nya.

"Assalamualaikum hallo pah"

"Waalaikumsalam Andin, kamu kenapa? Kenapa Suara kamu seperti sudah menangis?"ujar Surya, terdengar jelas dari sambungan telepon bahwa papah nya khawatir.

"Enggak kok pah, tadi aku habis potong bawang merah pah jadi perih" ucap Andin berbohong, jelas jelas ia menangis karna Aldebaran.

"Ouh papah kira kamu kenapa. Ouh iya Andin gimana sama kamu, Al mana?" Ujar Surya yang membuat Andin bingung harus menjawab apa.

"O..ouh mas Al lagi mandi pah iya lagi mandi, kenapa emang nya pah?"Suara Andin terdengar gugup namun ia mencoba tetap tenang.

"Enggak ndin, ini papah lagi di restoran dan papah kaya ngeliat Al lagi makan sama cewek. Mungkin tadi cuma mirip aja"

Deg

Hati nya kembali berdenyut kembali, apakah yang di liat papah surya benarkah Aldebaran? Atau hanya sekilas mirip. Dan bila benar itu Aldebaran lalu siapa wanita itu?.

"Andin hallo kamu masih ada di sana?" Ujar Surya menyadarkan Andin" ouh enggak pah, mungkin papah salah liat orang mas Al ada si rumah"

"Syukur deh kalau papah salah liat, papah gak mau Al main di belakang kamu nak, papah gak mau liat kamu sedih" kata Surya, lalu setelah berbicara pun mereka berpamitan dan mematikan sambungan telepon.

Andin masih terngiang ngiang dengan ucapan papah nya, apakah Al selingkuh? Tidak tidak mungkin Aldebaran adalah orang yang paling anti dengan kata selingkuh.

"Aku harus percaya sama mas Al"

*****
Jam menunjukkan pukul 23.36 malam dan Andin masih setia menunggu Aldebaran pulang. Setelah tadi bertelepon dengan Surya ia langsung melanjutkan masakan nya yang sempat tertunda.

Sesekali Andin menguap, sesekali juga Andin memejamkan mata namun ia mencoba sekuat mungkin untuk tidak tertidur.

"Assalamualaikum"

Andin langsung berdiri dan menghampiri pintu depan rumah. Itu tadi adalah suara Aldebaran ia sangat mengenal suara itu.

"Waalaikumsalam mas" ujar Andin dengan senyuman manis nya.

Aldebaran menatap aneh "ngapain kamu jam segini belum tidur?!" Kata Aldebaran sambil melepaskan jam tangan nya.

"Nungguin kamu lah mas, kamu habis kemana sih? Kok lama banget"

"Saya ada urusan penting, sekarang mending kamu tidur"ujar Aldebaran masih tetap dengan wajah dingin nya.

"Tapi kamu udah makan kan? Aku gak mau kamu sakit mas? Udah makan kan? Atau bel-"

"Sudah ngomong nya? Saya udah makan! Tidak kamu suruh pun saya pasti makan" geram Aldebaran, lalu ia pun melenggang pergi dari hadapan Andin.

"Malem mas semoga mimpi indah" ucapan yang membuat Aldebaran terdiam, lalu Aldebaran menoleh "hmm".

*****
Jam menunjukkan pukul 05.08 kini Andin sudah siap dengan mukena nya dan juga sejadah. Ia akan menunaikan sholat subuh.

Setelah selesai ia membereskan kembali sejadah nya lalu turun ke bawah untuk memasak. Namun mata nya memicing saat melihat seseorang tengah memasak di bawah.

"Loh Kiki kok kamu ada di sini?" Kata Andin menghampiri Kiki. Sontak Kiki membalikan badan nya.

"Oh mba sekarang Kiki kerja nya di sini, di suruh sama Bu Rosa" jelas Kiki. Andin masih bingung dengan jawaban Kiki" terus mamah di sana sama siapa?".

"Ouh kebetulan ada art satu lagi yang kemarin mudik, sekarang udah pulang"

Andin mengangguk, lalu ia menatap belakang Kiki" kamu masak apa Ki?"

"Ouh ini mba Kiki masak sop ayam kesukaan mas Al"kata Kiki sambil tersenyum kecil.

"Mas Al suka sop ayam? Kok aku gatau"balas Andin sambil tertawa kecil.

"Kiki juga baru tau ke sini sini nya mba, asal nya Kiki gatau makanan kesukaan mas Al"

"Yaudah aku bantu ya Ki"tawar Andin.

"Gausah mba Kiki bis-"

"Gapapa aku juga lagi gaada kerjaan"

*****
Aldebaran turun dari tangga rumah nya, sudah siap dengan jas hitam dan juga kemeja putih nya.

"Pagi mas kamu sarapan dulu ya aku udah buatin sarapan buat kamu" celoteh Andin sambil mengambilkan nasi ke piring milik Aldebaran.

Aldebaran tak menyahut, ia langsung memakan masakan Andin. Aldebaran sedikit takjub kala masakan Andin sangat enak bahkan melebihi mamah nya.

"Enak gak mas?"tanya Andin.

"Uhuk uhuk" Andin sontak panik kala Aldebaran tersedak makanan nya.

Andin lalu mengambilkan segelas air putih untuk Aldebaran minum. Aldebaran tak menolak ia mengambil air dari pegangan Andin.

"Makanya mas makan itu pelan pelan aja, lagian ini masih pagi gak bakal kesiangan juga" kata Andin yang membuat Aldebaran menatap nya tajam.

"Makanya kalau saya lagi makan jangan di ajak ngobrol, gara gara kamu saya keselek"ujar Aldebaran malah menyalahkan Andin.

"Yaudah mas maafin aku ya" kata Andin sedikit bersalah. Aldebaran tak menjawab lalu ia kembali memakan makanan nya lalu berangkat.

[][][][][]

Pasti udah pada gak sabar nunggu part penyesalan Aldebaran yaaa??

Tenang aja bentar lagi kok
Jan lupa voment

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang