chapter 39

1.9K 203 10
                                    

Happy reading ✨
[][][][][]

Sudah sekitar tiga hari mereka berdua berada di Bali. Niatnya hari ini mereka akan pulang untuk menemui keluarga mereka.

Andin dan aldebaran kini sudah berada di bandara ****, mereka juga sudah berpamitan pulang dengan beberapa pembantu dan juga satpam yang berada di villa. Termasuk bi Mina.

Berpindah dengan kiana, kini kiana tengah menggambar di kamarnya. Dirinya baru saja di belikan peralatan menggambar oleh Andy.

Gibran yang hari ini akan pulang seketika sedih, sedih karena tidak akan bermain lagi dengan kiana.

Gibran itu seperti Aldebaran, gensian dan keras kepala. Berbanding terbalik dengan sikap ayahnya yang lebih ke humoris dan ramah.

"Gib, udah siap?" Ucap Andy, Gibran mengangguk lesu.

"Emang harus hari ini ya aku pulang." Tanya gibran.

Andy tersenyum, "kenapa? Kangen ya sama kiana." Gibran menggeleng keras, "gak!"

"Gensian kamu kayak om kamu."

Tiba tiba kiana datang dari balik pintu, dirinya membawa sebuah buku gambar yang berisi gambar yang dirinya buat.

"Gibran sekarang mau pulang ya?" Ucap kiana. Gibran mengangguk kecil, kiana mengangguk. Dirinya lalu menyodorkan buku gambar yang berisi gambar buatan Dirinya tadi. "Nih."

Gibran mengernyit heran, dengan ragu dirinya menerima buku gambar tersebut. "Apaan ini?" Ucap nya datar.

Kiana tersenyum, dirinya lalu membuka buka gambar tersebut, menunjukan sebuah gambar yang dirinya buat.

"Ini aku gambar buat kamu, ini ada aku, sama kamu." Jelasnya. Gibran terdiam sejenak.

"Aku bikin gambar itu supaya kamu gak lupa sama aku. Walaupun kamu nyebelin, tapi kamu asik dan baik."

Gibran tersenyum kecil, "muka kamunya jelek."

"Kamu juga jelek."

"Duh duh, mending kalian om Andy Poto dulu." Ucap Andy sembari mengeluarkan ponselnya.

Kiana dan Gibran tersenyum, mereka lalu berdempetan dan mulai berpose.
"Ciiissss."

Ceklek.

Kiana tersenyum, dirinya lalu memeluk Gibran. "Dadah gibran, nanti main lagii."

Gibran tersenyum, "oke. Nanti aku ke sini lagi sambil bawa eskrim sepuluh."

Mereka lalu tertawa, berbeda dengan Andy yang tersenyum getir. "Kok gue jadi nyamuk ya? Dahlah." Ucapnya sembari pergi meninggalkan mereka berdua.

•••

Andin menatap bandara Jakarta, dirinya sudah sampai 10 menit yang lalu. Kini mereka tengah menunggu jemputan dari Rendy.

Setelah beberapa menunggu, akhirnya Rendy datang dengan mobilnya.

"Maaf pak Bu, saya telat." ucap Rendy sembari menunduk. Andin menggeleng, "udah ren, sekarang kita langsung pulang aja."

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang