Happy reading ✨
[][][][][]Andin membuka matanya perlahan, melihat sekitarnya. Dirinya hari ini akan bermain bersama kiana Seharian sesuai janjinya kemarin malam.
Niat nya ingin bangkit terhenti saat merasa perutnya di peluk erat oleh seseorang. Matanya menoleh menatap aldebaran yang kini masih tertidur pulas.
Ia berusaha untuk melepaskan pelukannya perlahan-lahan namun Aldebaran malah semakin mengeratkannya.
"Mas, lepas dulu ih. Aku mau ke kamar mandi. Mau bikin sarapan juga." Katanya sembari menggoyangkan badan Aldebaran.
Aldebaran tak menghiraukan Andin, dirinya terus memeluk istrinya semakin erat. Seperti sedang memeluk guling.
Andin menghela napasnya, susah memang jika berurusan dengan seseorang yang masih tidur. Ia lalu terpaksa menunggu beberapa menit untuk menunggu Aldebaran melepaskan pelukannya.
Tak berselang lama, Aldebaran membuka matanya. Dirinya terdiam sesaat sembari mengumpulkan nyawanya yang belum terkumpul semua.
Matanya menangkap Andin yang kini sedang menatapnya datar, Aldebaran keheranan saat mendapatkan tatapan seperti itu.
"Kenapa?"
"Lama banget bangunnya, dari tadi aku bangunin kamu biar bisa lepasin perlukan eh kamunya malah makin kebo." Cerocos Andin kepalang kesal.
Aldebaran bukannya takut ataupun apa, dirinya malah tersenyum saat mendapati Andin mengomel.
"Yaudah maafin, abisnya kamu enak buat di peluk."
"Sana peluk Kiki aja, males ah."
Dengan kesal Andin meninggalkan ranjang lalu berjalan menuju kamar mandi. Aldebaran terkekeh, ia mengusap wajah nya lalu bangkit. Menyenderkan tubuhnya di tembok ranjang.
Meraih ponselnya lalu mulai memainkan ponselnya. Matanya memicing saat mendapati pesan dari Rendy yang sepertinya kabar penting.
Rendy
Pagi pak.
Maaf mengganggu waktunya, saya hanya ingin mengabarkan bahwa pak Haris sudah di bebaskan tadi pagi. Haris tidak terlalu bersalah dalam hal ini karena dirinya hanya menjadi umpan untuk memancing pak Al.Aldebaran menatap layar ponselnya, ia memijit pelipisnya. Merasa tidak adil karena Haris sudah di bebaskan, namun apa boleh buat? Lagian haris juga tidak sepenuhnya salah dalam hal ini.
*****
Kiana, anak kecil itu kini tengah berada di sebuah mall. Tentunya bersama Aldebaran dan Andin.
Andin terus menggenggam erat lengan kiana, ia takut kiana hilang atau di culik. Hush, pikirannya.
"Kak, kita mau kemana dulu sekali?" Ucap kiana mendongak menatap wajah Andin.
Andin tampak berpikir, ia lalu tersenyum. "Kaka tau, gimana kalau kita ke Timezone aja? Kiana belum pernah kesana juga kan?" Jawab Andin sedikit ragu, ia takut menyinggung perasaan kiana.
"Timezone itu apa kak?"
"Timezone itu tempat di mana semua permainan ada, ada capit boneka, lempar basket, memancing ikan mainan dan banyak lagi."
Mata kiana tampak berbinar, dirinya lalu antusias mengangguk. "Hayu kak kita kesana, aku gasabar."
Andin tersenyum, dirinya lalu menatap Aldebaran yang sedari tadi tampak diam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY HUSBAND IS MY DREAM (END)
Romance⚠️ PLAGIAT MENJAUH⚠️ ❗Karya sendiri ❗ ⚠️No copas⚠️ ⚠️ Hargai penulis ⚠️ Sebelumnya perkenalkan saya Keisha Nurul azni biasa di panggil Caca atau Keisha. Ini cerita haluan saya dan saya buat ini dengan hasil pemikiran sendiri. Cerita ini juga pernah...