Chapter 33

2.1K 229 21
                                    


Happy reading ✨🥀

[][][][][]

Di dalam perjalanan pulang, Andin terus menatap Aldebaran yang terlihat aneh. Sepanjang perjalanan, hanya ada suara mesin mobil dan kendaraan lainnya yang lewat.

"Mas, aku langsung pulang aja ya" ujar Andin, berusaha mencairkan suasana yang menjadi canggung di antara nya.

Aldebaran mengangguk mengiyakan ucapan Andin, tanpa menoleh bahkan tanpa sepatah katapun Aldebaran terus melajukan mobilnya.

Tanpa sadar, hampir saja Aldebaran menabrak seorang pedagang yang menyebrang. Untung saja Andin langsung berteriak dan memberi tahu Aldebaran.

Aldebaran mengusap wajahnya, ia lalu menatap Andin yang tampaknya masih terkejut dengan kejadian yang di alaminya beberapa detik lalu.

"Ndin kamu gapapa kan?" Tanya Aldebaran khawatir. Andin menggeleng, ia menatap Aldebaran dengan tatapan marah.

"Kamu kenapa sih mas! Hampir aja kamu bikin nyawa orang hilang. Kenapa? Apa ada masalah yang kamu pikiran sehingga kamu gak pokus sama apa yang lagi kamu lakuin?" Amuk Andin. Aldebaran terdiam, mengakui perbuatannya yang salah.

Andin menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya kasar. "Aku pulang sendiri aja, makasih atas waktu dan sepatu nya" ucap Andin lalu membuka pintu mobil.

Namun, sebelum membuka pintu mobil. Aldebaran terlebih dahulu menahan dengan menggenggam tangan Andin erat.

"Gak, saya belum anter kamu sampai tujuan. Saya gamau kamu kenapa kenapa ndin" larang Aldebaran. Namun, Andin tetaplah Andin, tidak ada kata luluh untuk saat ini.

"Kamu istirahat aja, aku tau kamu lelah. Aku bisa pula sendiri"

Andin pun akhirnya berhasil melepas cekalan Aldebaran lalu berlalu meninggalkan Aldebaran yang kini terdiam sejenak.

"Ck"

*****

Andin menatap jalanan yang amat ramai, ia mencoba mencari taksi namun belum ketemu juga sedari tadi.

Ponselnya? Andin menyesali perbuatannya, ponselnya malah tertinggal di mobil Aldebaran yang membuatnya bingung harus berbuat apa.

"Kok bisa sih aku tinggalin hp di mobil mas Al, Sekarang gimana aku pulang?" Monolognya berbicara sendiri. Ia lalu membuka tasnya, berharap menemukan sesuatu yang membantu nya untuk pulang.

Dan sialnya, isinya hanya dompet dan lipstik nya. Ia lalu merogoh dompet tersebut. Namun, sialnya dompet itu malah terjatuh ke atas aspal.

Andin cepat cepat langsung mengambil dompetnya, namun ada sebuah tangan besar yang mengambil dompet itu terlebih dahulu.

Andin mendongak saat melihat lelaki dengan perawakan tinggi nan besar yang kini tengah menyodorkan dompet nya yang terjatuh.

"Ini mba, lain kali hati hati" ucap lelaki tersebut. Andin menerimanya dengan senyuman, "makasih".

Lelaki itu mengangguk, ia lalu pamit pergi karena ada urusan mendadak yang harus dirinya kerjakan.

Andin tersenyum kecil, di saat itu pula akhirnya ada sebuah taksi yang lewat dan berhenti tepat di hadapan Andin. Cepat cepat ia berjalan menghampiri taksi tersebut lalu pulang.

*****

Aldebaran memarkirkan mobilnya di pekarangan rumahnya, ia berjalan memasuki rumah nya. Terlihat kiana yang kini tengah bermain sendiri dengan beberapa mainannya.

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang