chapter 45

2K 215 7
                                    

Happy reading ✨
[][][][][]

"Mas kamu gapapa kan?" Tanya Andin kepada aldebaran yang sudah kembali dari kamar mandi.

Aldebaran tidak menjawab, justru dirinya mengambil ponselnya dan keluar dari kamar. Andin terdiam sejenak, Aldebaran kenapa? Apakah lelaki itu marah padanya?

Andin lalu kembali memakan makanannya hingga tandas, hanya menyisakan tulang berulang ikan tersebut.

•••

Aldebaran memasuki ruangan kerjanya, dirinya memijat pelipisnya yang terasa pusing. Rasa mual juga masih ada di dalam dirinya.

"Andin ada ada aja, udah tau gue gasuka lele malah terus di cekokin." Kesalnya. Dirinya lalu mengusap wajahnya.

"Untung lagi hamil, kalau enggak gabakal gue turutin."

Aldebaran lalu mulai membuka berkas pekerjaannya. Atensinya teralihkan saat Andin masuk dengan raut wajah bersalah.

"Mas, kamu marah sama aku?"

Tak ada jawaban.

Andin menghela nafasnya, dirinya lalu menghampiri aldebaran yang kini tengah berkutat dengan berkas berkas.

"Mas."

"..."

"Maafin ya ak-"

"Udah ndin, saya mau kerja dulu. Nanti saya kekamar, udah sana istirahat." Ucap Aldebaran terdengar datar.

Andin mengangguk lirih, dirinya lalu mulai melangkah keluar dari ruangan kerja Aldebaran.

Di luar sana, Andin menutup pintu tersebut pelan agar tidak menggangu Aldebaran. Tak jauh dari tempat Andin berdiri, terlihat mama Rosa yang berjalan ke arahnya.

"Andin, kenapa? Muka kamu murung." Tanya mama Rosa, Andin tersenyum kecil. "Enggak mah. Aku ke kamar dulu ya."

Mama Rosa mengangguk, "jangan banyak pikiran, kalau ada ceritain ke mama atau ke Al. Ga baik untuk ibu hamil."

Andin Mengangguk, "iya mah, yaudah aku ke kamar ya."

"Hati hati."

Andin mulai pergi, di belokan sana tubuh Andin sudah menghilang tertelan tembok.

Mama Rosa yang penasaran dengan apa yang terjadi pun mulai masuk kedalam ruangan Aldebaran.

Terlihat Aldebaran yang masih dengan tugasnya. "Al, maaf mama ganggu?"

Aldebaran menoleh, Aldebaran menggeleng, "enggak kok mah kenapa?"

Mama Rosa menghampiri aldebaran, mengusap pundak anaknya tersebut. "Mama liat tadi Andin mukanya murung terus, kamu ada masalah sama dia? Inget dia lagi hamil."

Aldebaran terdiam.

"Mama cuma mau bilang, kalau memang ada masalah selesai kan baik baik ya. Ibu hamil itu perasaannya sangat sensitif, kamu harusnya memaklumi itu."

"Al kesel aja mah, Al kan gasuka lele eh malah terus di cekokin."

Mama Rosa ternganga, "lele? Sejak kapan kamu makan lele?"

"Tadi Andin ngidam pecel lele, Al kira cuma buat Andin doang eh taunya malah suruh Al makan juga. Alhasil Al muntah di kamar mandi."

"Kenapa kamu ga nolak atau bilang kalau kamu memang gasuka lele?"

Aldebaran menatap mama Rosa, "Al udah bilang, cuma mama tau sendirilah Andin itu tipe orang yang gamau di bantah."

Mama Rosa tersenyum, "dan kamu marah cuma karena masalah itu? Kamu tau, kalau misalnya Andin stres berlebih karena hal sepele kaya gini akibatnya bakal fatal Al. Bukan cuma Andin, tapi calon anak kamu juga."

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang