chapter 14

2.2K 152 4
                                    

Happy reading 🥀🎶
[][][][][]

Pagi harinya Andin bangun lebih cepat dari biasanya, setelah melakukan solat subuh Andin cepat cepat turun untuk menyiapkan sarapan pagi.

Namun di pikirannya masih memikirkan bunga yang kemarin ia dapat dari Haris. Bukankah itu sangat kelebihan? Bahkan jika Aldebaran tau Andin di beri bunga oleh cowok lain mungkin Aldebaran akan marah atau cemburu.

Tiba tiba..

Brukk....

"Aw"

"Duh"

Tatapan Andin dan Aldebaran bertemu, Andin dengan posisi di pelukan Aldebaran sedangkan Aldebaran di posisi memeluk Andin. Jantung Andin berdetak sangat cepat saat melihat lebih dekat wajah tampan Aldebaran.

Aldebaran masih terdiam membeku. Ia masih setia memeluk Andin agar tak jatuh, matanya menelisik setiap wajah Andin. Mulai dari mata Andin yang berwarna coklat tua, bulu mata Andin yang panjang, hidung mancung, dan juga bibir tipis berwarna merah merona. Sungguh sempurna.

"Ekhem ekhem aduh pagi pagi udah liat yang seger aja, aduh Kiki salah jalan lanjutin aja mas Al mba Andin biar Aladin segera hadir di dunia ini kha kha kha" celetuk Kiki entah dari mana datangnya. Aldebaran sontak melepaskan pelukannya yang membuat Andin hampir terjatuh.

"Kamu ngapain mepet mepet ke saya? Mau modus?" Tuduh Aldebaran dengan wajah curiga padahal hatinya sedang berdisko tak karuan.

"Apaan sih mas, mas juga mau modus kan? Pake peluk peluk aku pasti mas sengaja kan biar aku mepet ke mas"tuduh Andin kembali. Ia mencoba menarik napas dalam-dalam lalu menghembuskan nya untuk kembali menetralkan jantung nya.

"Lagian mas ngapain pagi pagi udah kelayapan, mana jalan gak liat liat lagi pasti cari aku kan mas?"celetuk Andin dengan nada genit nya.

"A...apaan sih saya tadi cari Kiki soalnya kamar saya atap nya bocor, geer banget kamu" Yap,,Itu adalah suatu kebohongan Aldebaran.padahal mana mungkin rumah semegah ini seluar ini sekuat ini atap nya bocor dan kalau di ingat ingat tadi malem gak hujan. Pikir Andin.

"Alah mas itu pasti alesan kamu kan, kok bisa atap kamu bocor padahal tadi malem gak hujan loh"

Aldebaran terdiam seribu bahasa, benar juga yang di katakan Andin. Dengan cepat ia pergi kembali ke kamarnya ia sudah tak kuasa menahan malunya di hadapan andin.

Sedangkan Andin malah cekikikan tak jelas. Setelah itu ia turun ke bawah untuk membuat sarapan.

Ia membuka kulkas dan mengambil bahan bahan untuk memasak. Ia memotong ayam tersebut lalu menaburi nya dengan berbagai bumbu.

Menu nya adalah nasi goreng biasa dan ayam goreng. Ia lalu menggoreng ayam tersebut, Setelah beberapa menit akhirnya semua makanan pun jadi, Andin menjajarkan makanan tersebut di meja makan agar lebih mudah.

"Good morning Andin"

Suara yang sangat familiar di telinga Andin, ia berbalik matanya membulat. "Mamah? Yaampun mah mamah kapan ke sini?"ucap Andin lalu mengambil tangan mamah Rosa untuk salam.

"Eum baru tadi kok. Mamah juga ke sini sama supir mamah jadi its okay"katanya. Andin mengangguk lalu mengajak mamah Rosa untuk makan bersama.

"Oh iya Andin. Aldebaran mana? Mamah tidak melihat anak itu" Andin lalu menjawab"mas Al masih ada di kamarnya mah mungkin lagi siap siap berangkat"

"ANDINN DASI SAYA MAN- mamah!!" Jantung Aldebaran seakan berhenti, mamahnya menatap Aldebaran heran.

"why? Woow kejadian langka, akhirnya mamah denger kamu teriak lagi mungkin terakhir kamu teriak waktu kamu berojol ke dunia ini" kata mamah Rosa dengan cekikikan. Di sebelahnya Andin yang menahan tawa.

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang