chapter 35

2.4K 241 11
                                    

Happy reading ✨

[][][][][]

Jam menunjukkan pukul 22.45 namun belum ada tanda tanda Aldebaran pulang, Andin sedari tadi terus berusaha menghubungi Aldebaran namun no itu tidak aktif.

Pak Surya dan Mama Sarah sudah pulang karena sudah larut malam juga. Andin juga merasa bersalah karena niat ingin berpesta malah gagal seperti ini.

"Mas kamu kemana sih?" Ucap Andin. Dirinya menatap kiana yang sudah pulas tertidur di kasur nya. Sedari tadi kiana tak henti hentinya menunggu kedatangan Aldebaran.

Tring tring tring....

Ponselnya berdering cukup keras, ia lalu membuka ponselnya. Terkejut saat Aldebaran menghubungi nya, dengan cepat dirinya mengangkat telepon tersebut

"Hallo mas, mas kamu ke-"

"Hallo, apa betul dengan ibu Andin?"

Andin terkejut saat mendengar suara asing dari sebrang sana. Andin mengangguk pelan "iya pak, bapak siapa ya? Kok telepon pake hp suami saya? Suami saya mana?" Tanyanya bertubi-tubi.

"Suami ibu kini di larikan ke rumah sakit ***** di duga suami ibu di tusuk oleh beberapa preman yang biasa berada di wilayah ini, saya dari kantor prajalima"

Andin menutup mulutnya, ia melepaskannya ponselnya ke atas kasur. Dirinya sangat terkejut, di tusuk? Bahkan kenapa harus Aldebaran?

"Ibu-ibu"

Andin tersadar dari lamunannya, ia lalu kembali meraih ponselnya. "I-iya pak, saya segera ke sa-sana"

"Baik Bu, selamat malam"

Tut.

Andin menutup matanya, kini matanya sudah di penuhi dengan air mata. Cepat cepat ia mengambil tas dan ponselnya lalu keluar dari kamar, sebelum keluar ia sempat mencium kening kiana.

Ia keluar, mencoba mencari keberadaan mama Rosa. Saat melihat mama Rosa di dapur ia langsung menghampiri nya.

"Mah" lirih Andin. Mama Rosa yang sedang menenguk air langsung di buat terkejut dengan keberadaan Andin. Apalagi melihat wajah Andin yang sangat pucat dan jejak air mata.

"Andin, why? Kenapa kamu menangis?" Tanya mama Rosa, ia lalu menghampiri Andin dan memeluk Andin.

"Andin, calm! what is it?" Tanya nya kembali.

"Mas Al, di tusuk mah!"

Deg.

*****

Kedua perempuan tersebut berlarian di koridor rumah sakit, terlebih mama Rosa yang terlihat sangat khawatir.

Setelah sampai di sebuah ruang UGD, Andin dan mama Rosa mendudukkan dirinya di sebuah kursi yang tersedia.

"Ma, mama tenang. Mas Al pasti baik baik aja" ucap Andin menenangkan mama Rosa, walaupun dirinya di Landa ketakutan.

"Mama takut ndin, kenapa kejadian itu harus terulang kembali? I am scared!"

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang