chapter 38

2.5K 225 9
                                    

Happy reading ✨
[][][][][]

Kiana menatap sekitar, terlihat sepi dan sunyi akibat Andin dan Aldebaran pergi berlibur.

Kiana dengan imutnya sambil membawa boneka beruang putih nya berjalan menyusuri rumah luas tersebut.

"Gaada kak Al Sama kak Andin jadi gak seru! Huh." Kesal kiana sembari terus berjalan menuju luar.

Kiana celingak celinguk mencari keberadaan mama Rosa, dan kiki. Dirinya sangat bosan akibat harus sendirian tanpa teman.

Tanpa kiana sadari, seseorang sedari tadi memantau nya dari kejauhan. Ia pun menghampiri kiana dengan beberapa tote bag berisi mainan.

"Hallo kiana."

Kiana menatap seseorang di hadapannya, ia pun tersenyum lebar saat tahu siapa seseorang di hadapannya.

"Om Andy!"

Ia lalu menghampiri lelaki tersebut, lelaki yang di sebut dengan sebutan Andy. Sahabat Aldebaran sekaligus rekan kerja Aldebaran, bisa di bilang juga Andy dan Aldebaran ini adalah teman dari SD hingga kini. Sangat utuh.

Andy tersenyum, dirinya lalu berjongkok untuk menyesuaikan tinggi nya dengan kiana. Mencolek hidung kiana tanda gemas dengan bocah di hadapannya.

"Ish, om Andy. Jangan kayak gitu." amuk kiana dengan memasang muka sebal, bukannya seram justru dengan ekspresi seperti itu kiana malah terlihat menggemaskan.

"Haha, maafin om ya."

Kiana mengangguk, atensinya teralihkan pada sesosok bocah laki laki. Mungkin seumuran dengan dirinya.

"Itu siapa om?" Tanya kiana heran, pasalnya bocah itu hanya diam dengan wajah datar.

Andy tersenyum, ia menggenggam tangan bocah kecil itu lalu membawanya semakin dekat dengan kiana.

"Gibran." bisik Andy sembari menyenggol lengan bocah tersebut mengkode untuk memperkenalkan diri, bocah itu lalu memutar bola matanya.

"Kenalin, namanya Gibran. Anaknya memang nyesebelin tapi baik kok." Kata Andy sembari memperkenalkan anaknya.

Eitt, Andy sudah menikah ya. Bahkan sekarang dirinya sudah mempunyai anak lelaki seumuran dengan kiana.

Kiana mengangguk, dengan ragu dirinya mencoba untuk menyapa anak tersebut.

"Hallo, aku kiana."

Gibran, anak kecil itu mengangguk singkat. "Ya, udah tau!"

Kiana melotot saat sikap Gibran yang terbilang sangat cuek cuek bebek. Huh, menyebalkan. Pikirnya.

Andy tersenyum kikuk, ia menyenggol anaknya yang menyebalkan itu. "Jangan gitu, ramah dikit dong!"

Gibran tampak acuh, dirinya lalu melenggang masuk sembari membawa tas nya.

Andy menggeleng, punya masalah apa dirinya sampai mempunyai anak menyebalkan seperti Gibran.

Kiana menatap Gibran yang melenggang pergi kedalam, entah kemana.

"Om, om mau nginep di sini?"

Andy mengangguk ragu, "cuma dua hari. Kiana kan gaada temen"

Kiana mengangguk paham, dirinya senang karena ada Andy dan juga Gibran. Setidaknya, dirinya tidak terlalu kesepian.

*****

Saat kiana berjalan untuk kekamarnya, dirinya malah bertemu dengan Gibran. Anak nyebelin.

Kiana mempunyai rencana untuk mengajak main Gibran, "hai Gibran, main yu sama aku!" Ucap kiana.

Gibran menggeleng, "kamu kan cewek, pasti mainannya Barbie."

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang