chapter 44

1.9K 224 15
                                    

Happy reading ✨
[][][][][]

Elsa?-batin Andin.

"Hai Andin, ketemu lagi kita." Ucap seseorang dengan penampilan yang jauh berbeda dari asalnya.

Rambut yang asalnya panjang sejuntai sampai punggung kini hanya sepundak dengan rambut di warnai warna coklat muda.

Pakaian yang biasanya selalu feminim dan ketat kini hanya menggunakan sebuah sweater serta celana bahan panjang berwarna abu.

"El-elsa?" Tanya Andin kembali memastikan.

Elsa mengangguk, "iya ini gue, gitu amat Lo liat gue."

"Bu-bukan nya kamu di penjara?"

Elsa mengangguk, "seharusnya gue sampai saat ini di penjara, cuma ya kan gue pinter jadi bisa bebas deh."

Andin perlahan mundur beberapa langkah dirinya terkejut dengan kehadiran Elsa yang tiba tiba.

"Mau apa?"

"Hah? Enggak sih gue cuma lagi joging di sekitaran sini."

"Maksud aku mau apa kamu datang ke sini?" Ucap Andin kembali.

"Oh itu, eum gue mau minta maaf sama Lo. Waktu itu gue gabisa ngendaliin emosi. Lo tau kan?" Andin mengangguk sebagai jawaban.

"Nah maka dari itu, gue mau minta maaf sama Lo. Mau minta maaf ke Lo karena udah nyakitin Lo, udah berusaha rebut Al dari Lo, udah jahat sama Lo, pokoknya gue minta maaf."

Andin tersenyum,"duduk dulu yu di sana, gaenak di sini."

Elsa lalu mengangguk, mengikuti Andin yang sudah duduk di kursi taman. Sekolah kiana memang berdampingan dengan taman.

"Jadi gimana ndin?"

Andin mengangguk, "udah lama aku maafin kamu Elsa, semua manusia pasti punya kesalahan. Kalau misalnya tuhan aja bisa maafin kamu kenapa aku enggak yang hanya hamba nya?"

Elsa tersenyum haru, "jujur ndin, selama gue di sel setiap hari gue selalu kepikiran Lo. Selalu pengen minta maaf sama Lo, dan saat itu saat persidangan gue dinyatakan bebas karena Aldebaran udah cabut tuntutan nya karena Aldebaran tau nyokap gue itu punya penyakit dan di rawat di rumah sendirian. Al ga tega liat nyokap gue yang kondisinya semakin memburuk dan memutuskan untuk mencabut tuntutan nya dengan syarat gue gaboleh lakuin itu lagi."

Andin terkejut saat mengetahui mama Elsa mempunyai penyakit.

"Lo pasti pernah mikir kan kenapa gue mau mau aja sama om om, itu gue terpaksa ndin. Gue butuh uang untuk biaya pengobatan nyokap gue dan kehidupan kita berdua. Ayah gue pergi merantau entah kemana, di situ gue jadi tulang punggung keluarga dan harus tetap cari biayain kehidupan gue sama nyokap gue."

"Sa maafin ak-"

"Lo gausah minta maaf ndin, di sini gue dan cara gue yang salah. Gue selama ini ngejar ngejar Aldebaran karena gue tergila gila dengan harta Aldebaran, karena selama itu Aldebaran yang nanggung semuanya."

Andin mengusap punggung Elsa, dirinya ikut sedih saat mengetahui kehidupan Elsa yang sebenarnya.

"Udah ya Elsa, jangan di ceritain lagi. Aku turut sedih ngedenger cerita kamu. Maafin keegoisan mas Al dan aku ya Elsa."

Elsa mengangguk, "Sans aja ndin, gue juga mau minta maaf atas semua kelakuan gue yang mungkin merugikan beberapa pihak."

"is it okay elsa, gapapa. Aku udah maafin semua kesalahan kamu."

Elsa tersenyum lebar, "boleh gue peluk Lo ndin?"

Andin merentangkan kedua tangannya lalu memeluk Elsa.

MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang