chapter 10

2.8K 158 7
                                    

Happy reading 🌤️

[][][][][]

Malam tiba, terlihat Andin sudah siap dengan celana panjang warna putih di padukan dengan baju warna biru tua yang membuat ia sangat cantik malam ini.

Sedangkan Aldebaran tak henti hentinya menatap Andin dari atas sampai bawah. Andin mulai risih saat Aldebaran tak henti henti menatap dirinya. Kenapa Aldebaran melihatnya sampai segitunya? Apakah dirinya jelek?.

"Mas"ucap Andin membuyarkan lamunan Aldebaran.

Aldebaran sadar lalu membalasnya dengan deheman, wajahnya terlihat memerah saat kepergok memperhatikan Andin sedari tadi. Untuk menghilangkan rasa salting nya ia pun lalu bergegas keluar rumah nya disusul Andin dari belakang.

"Mas kamu mau ngajak aku kemana sih? Kok ngedadak?"tanya Andin, namun Aldebaran tak membalas.

Andin lalu pasrah saja, terserah Aldebaran mau membawanya kemana. Susah emang punya suami sebelas dua belas sama kulkas.

Andin dan Aldebaran sudah masuk kedalam mobil, tak lupa memasang seat belt atau yang biasa di sebut sabuk pengaman.

Aldebaran sesekali menangkap wajah Andin di kaca depan mobil. Terlihat Andin sedang cemberut dengan wajah di tekuk, membuat Aldebaran ingin menggigit pipinya yang tembem itu.

Mobil BMW Aldebaran pun lalu melaju pelan, meninggalkan rumah megah Aldebaran. Di dalam mobil hanya terdapat kesunyian yang membuat Andin dan Aldebaran canggung sendiri.

"Saya mau ajak kamu diner, saya di suruh mamah buat ajak kamu diner. Jadi jangan geer"ucap Aldebaran memecahkan suasana.

Andin hanya mengangguk singkat tanpa membalas ucapan nya, ada rasa senang yang tersimpan dalam dirinya namun ada rasa sedih juga karna Aldebaran mengajak nya diner bukan kemauan Aldebaran sendiri melainkan kemauan mertua nya.

Setelah beberapa saat, akhirnya Aldebaran dan Andin sudah sampai di restoran yang pastinya tidak sembarangan restoran. Maksudnya pasti harga makanan di sana sangat mahal.

Aldebaran dan Andin duduk di kursi dan meja yang sudah di pesan oleh Mama Rosa. Andin terlihat gugup, karna ini baru pertama kalinya ia melakukan diner apalagi dengan seorang pria.

Sedangkan Aldebaran hanya sibuk dengan ponselnya, entah apa yang membuat ia sibuk depan benda pipih berbentuk segi panjang itu.

Beberapa detik kemudian, seorang pelayan datang membawakan sebuah kue dengan tulisan 'Happy 1 month anniversary' di atasnya.

Di susul dengan beberapa pelayan dari belakang yang membawakan makanan serba mahal. Dan tak lupa minuman nya juga.

Andin tercengang melihat semuanya ini, bahkan di samping meja makan mereka kini sudah ada seorang penyanyi yang menyanyikan lagu dengan syahdu.

"Ini kamu yang siapin mas?" Tanya Andin.

"Bukan, yang siapin mamah bukan saya" perlahan senyum Andin pudar, ia kira Aldebaran yang menyiapkan ini semua.

Tanpa basa basi mereka meniup lilinnya nya itu, namun sebelum meniup lilin mereka sempat meminta permohonan terlebih dahulu. Di dalam hatinya masih masing.

Yaallah aku hanya agar pernikahan kami menjadi pernikahan yang lebih baik, aku ingin mas Al membalas perasaan ku ini, biar lambat maupun cepat aku akan menunggu itu semua. Terima kasih juga atas anugerah yang engkau berikan pada ku. Amiinnn. Batin Andin.

Yaallah,,, aku tau aku bersalah karena selalu melukai perasaan istriku, namun aku hanya ingin satu. Jangan biarkan dia pergi dari hidupku. Biarkan rasa ini datang dengan sendirinya jangan biarkan ia pergi setelah rasa ini telah datang, amiinnn.
Batin Aldebaran.

Setelah itu Andin memotong kue itu, menuangkan nya di piring kecil yang tersedia.

"Aku suapin ya mas"ujar Andin sambil menyendokan potongan kue itu kedalam mulut Aldebaran.

Aldebaran terpaksa membuka mulutnya lalu menelan kue itu, sekarang kebalikan kini Andin yang di suapi oleh Aldebaran.

Raut wajah Andin tampak sangat bahagia, ia sangat bahagia bisa menikah dengan Aldebaran. Ya walaupun ia tau Aldebaran belum bisa menerima dirinya namun setidaknya ia sudah menganggap dirinya sebagai istrinya.

*****

Jam sudah menunjukkan pukul 23.27 artinya sudah mau tengah malam. Andin masih belum tidur, setelah pulang dari restoran tadi Andin dan Aldebaran langsung memasuki kamarnya Masing Masing.

Di pikiran Andin masih memikirkan tadi bagaimana Aldebaran menyuapinya. Sungguh norak emang tapi ya bagaimana lagi.

Tiba tiba,, Andin merasa sangat haus, ia pun lalu berniat mengambil air di dapur saja. Ia membuka pintunya perlahan agar tidak menimbulkan bunyi bising.

Menuruni tangga rumah, lalu sampai di dapur. Namun langkah nya terhenti saat melihat Aldebaran yang ada di dapur, terlihat Aldebaran tengah membuat teh manis.

Namun yang membuat Andin menggeleng adalah, ternyata Aldebaran memasukkan garam bukan gula. Sungguh dengan cepat ia menghampiri Aldebaran.

"Mas, yang kamu masukin itu garam" ucap Andin mengambil alih gelas yang ada di genggaman Aldebaran.

Aldebaran sontak terkejut saat ada Andin" kamu apa apaan sih!! Kenapa belum tidur" ucap Aldebaran dengan suara serak.

"Mau ngambil minum, eh tapi liat kamu lagi bikin teh. Yang di masukin juga bukan gula malah garam"kata Andin menyindir Aldebaran.

"Ya mana saya tau, kan saya kerjanya di kantor bukan di dapur, Kiki juga sih seharusnya toples nya itu kasih nama"balas Aldebaran malah menyalahkan Kiki.

Andin tak mendengar ucapan Aldebaran, ia pokus membuatkan teh manis untuk Aldebaran. Setelah siap Andin langsung memberikan nya kepada Aldebaran.

"Sama sama" ucap Andin. Aldebaran terdiam sontak ia menatap tajam Andin.

"Nyindir saya" tuduh Aldebaran. Andin langsung mengangguk mantap mengiyakan ucapan Aldebaran.

"Udah sana tidur, saya bisa sendiri"usir Aldebaran yang membuat Andin terkekeh.

"Canda ih mas, baperan amat kayak netizen di sosmed"

Aldebaran mendelik" jadi kamu samain saya sama netizen?"

"Enggak mas, kamu mah melebihi netizen"

Skak.

Aldebaran lalu melenggang pergi, meninggalkan Andin yang malah ketawa ketiwi sendirian.

Aldebaran lalu memasuki kamarnya, ia lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur king size nya.

Perlahan senyumnya terbit saat mengingat bagaimana usil nya Andin. Ia menggeleng geleng tak jelas.

Apaan sih Al inget tujuan pertama Lo nikahin dia cuma karena permintaan papa bukan karna apa apa!! Batin Aldebaran. Lalu memejamkan matanya.

*****

Haii semuanya
Gimana sama chapter ini?
Apakah Aldebaran udah mulai cinta ya sama Andin?
Maaf ni aku suka telat up, seharusnya kemarin kan tapi karna aku kelupaan dan kuota aku juga lagi sakaratul maut jadi bisa nya sekarang.

Tapi tenang kok sebagaimana ganti nya insyaallah besok aku up 2 chapter, itu juga kalau gak lupa ya hehe.

Jangan lupa di vote ya bunda bunda ku tercinta.

Makasih juga udah mau terus Sabar dan menunggu lanjutan cerita ini.




MY HUSBAND IS MY DREAM (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang