MY HUSBAND IS MY DREAM (END)

chapter 6

Happy reading
[][][][][][]

Kini Aldebaran tengah berada di kamarnya, setelah menyuruh Andin untuk makan namun hanya malah di tolak ia pun sedikit tersinggung dan kesal.

Ia masih memikirkan Andin yang mengetahui dirinya selingkuh dengan Elsa. Ada rasa bersalah namun ada rasa gengsi juga untuk meminta maaf.

Aldebaran lalu menjatuhkan diri nya ke kasur king size nya. Mata nya menatap langit langit kamar nya, masih memikirkan cara untuk meminta maaf kepada Andin.

Beberapa detik kemudian ponsel nya bergetar kencang ia melirik sekilas, tertera nama kekasih nya di sana namun ia tak berniat mengangkat nya.

"Kalau misalnya mamah tau kelakuan gue kayak gini ke Andin, apakah mamah akan marah besar ke gue?"

*****
Andin sudah selesai mandi, ia lalu membuka ponselnya untuk bermain sedikit. Matanya membulat kala mertua nya menelpon nya beberapa kali namun tak ia angkat.

Cepat cepat ia menghubungi nomor mamah Rosa, merasa bersalah karna tadi tak mengabari nya bahwa ia pingsan.

"Hallo Andin? Kamu dimana? Mamah khawatir sayang!" Ujar mamah Rosa, terdengar dari suara nya wanita paruh baya itu sedang panik.

"Hallo mah, mah maafin aku tadi aku pergi gak bilang soal nya tadi aku buru buru mah, mau telepon mamah hp aku tadi lowbet mah maafin aku ya" ujar Andin tentu nya berbohong, kalau dia jujur soal dirinya yang pingsan pasti akan membuat Rosa semakin khawatir.

"Yaampun ndin, tadi mamah sangat khawatir. Yaudah kalau kamu tidak apa apa lain kali jangan gitu ya ndin mamah panik banget tadi"

"Iya mah, sekali lagi maaf ya mah udah buat mamah panik" ujar Andin masih merasa bersalah.

"yes Andin it's okay, yaudah mamah matiin ya sambungan telepon nya"kata Rosa.

"Iya mah assalamualaikum"

"Waalaikumsalam"

"Maafin aku mah udah bohongin mamah" batin Andin lalu mulai beberes kamar nya yang sedikit berantakan.

*****

Hari sudah gelap, kini Andin memberanikan diri untuk keluar dari kamar nya dan membantu Kiki untuk memasak.

Kiki sedari tadi memperhatikan Andin, tak ada ekspresi bahagia dalam raut wajah Andin. Hanya ada kesedihan yang terdapat di sana.

Mba Andin kenapa ya?  Batin Kiki.

Andin yang sadar di perhatikan pun menoleh ke arah Kiki" kenapa Ki?".

Kiki menggeleng cepat" eh anu mba. Mba Andin dari tadi Kiki perhatiin kaya lagi ada masalah"

Andin tersenyum lalu menggeleng" gapapa kok Ki, cuma masalah kecil" Kiki mengangguk paham lalu kembali melanjutkan aktivitas nya.

"Ki aku boleh nanya ga?"ujar Andin, Kiki menoleh lalu mengangguk" boleh mba, boleh banget malahan".

"Kamu kan mungkin udah lama kerja di rumah mas Al. Aku mau nanya dong gimana gitu sifat nya mas Al sehari hari"

Kiki terdiam sejenak, lalu ia pun menjawab" ya sifat mas Al gitu gitu aja, kadang ni yah tiap hari suka bikin Kiki darah tinggi"

"Darah tinggi?"

"Iya mba, tiap tiap Kiki lagi ngempel,lagi bersihin kolam renang pasti kesenggol gara gara mas Al jalan nya cepet cepet"

Andin menutup mulutnya diantara ingin ketawa dan kasihan. Lalu ia pun mendengarkan kembali cerita Kiki tentang Aldebaran, bahkan sampai masalah privasi pun di ceritakan.

Tanpa Andin dan Kiki sadari, di depan pintu dapur Aldebaran sudah diam di sana mendengar kan Kiki sedang menjelek jelekan dirinya.

Namun ia tak mempersalahkan karna ya emang kenyataan, hati nya sedikit menghangat kala melihat Andin senyum dan tertawa.

Namun dengan cepat ia singkirkan itu semua, ia tidak boleh jatuh cinta pada Andin. Ia hanya mencintai Elsa ingat itu.

Andin berbalik menatap pintu dapur, senyum nya perlahan memudar di gantikan dengan wajah datar nya.

Kiki yang melihat perubahan wajah Andin pun lalu ikut berbalik, jantung nya berdebar kencang saat melihat Aldebaran sedang menatap dirinya tajam.

"Mas Al? Yaampun maafin Kiki mas Kiki gak maksud jelek jelekin mas Al itukan emang kenyataan mas Al suka nubruk Kiki sampe Kiki kecebur. Mas Al juga kalau di rumah kan memang suka pake kaos kutang mas"oceh Kiki sambil gemetar.

Aldebaran tak menghiraukan perkataan Kiki, ia beralih menatap istri nya. Ia mendekat kearah Andin, Andin yang melihat itu sontak panik namun tetap mencoba untuk tenang.

"Udah makan? Kalau belum cepetan makan nanti pingsan saya yang repot" ujar Aldebaran lalu pergi meninggalkan dapur.

Andin menggeleng tak percaya, ia kira Aldebaran akan meminta maaf atas kejadian tadi pagi. Namun ternyata... Ah sudahlah dirinya saja yang kegeeran.

"Wah demi apa, mas Al yang dingin nya melebihi kulkas 10 pintu seketika jadi mencair"teriak Kiki heboh.

"Apaan sih Ki, ngingetin makan itu wajar"kata Andin lalu menggeleng melihat tingkah Kiki.

" Ya gimana gitu mba, beda banget ini Kiki baru liat lohh"

"Udah udah lanjutin lagi aku mau nganterin ini ke meja makan"ucap Andin lalu pergi meninggalkan dapur.

"Aaaa kiki gak sabar bakal ngurusin anak mba Andin sama mas Al. Kira kira nama yang cocok siapa ya?"tanya nya pada dirinya sendiri.

"ALADIN"

[][][][][][]

BERSAMBUNG....