21) Istri Kedua

28.9K 1.9K 98
                                    

"Sampai kapanpun aku gak akan pernah berhenti pelihara Milo," ucap Relin tiba-tiba usai melepas kepergian Oma dan mertuanya di pekarangan rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sampai kapanpun aku gak akan pernah berhenti pelihara Milo," ucap Relin tiba-tiba usai melepas kepergian Oma dan mertuanya di pekarangan rumah. "Aku sengaja ngomong ini lebih awal supaya Mas gak perlu susah payah merangkai kata buat bujuk aku."

Kavi yang menyadari bahwa ternyata Relin sudah mengetahui semuanya bahkan sebelum ia memberitahu sontak melebarkan mata.

"Sayang, Mas juga gak mau misahin kamu sama Milo."

"Kenapa sih Oma selalu aja ikut campur dalam urusan rumah tangga kita?" sergah Relin tak suka.

"Sayang, bukan begitu. Oma cuma khawatir."

Relin spontan mendecih sambil memutar mata. "Khawatir apanya? Jelas-jelas Oma selalu ikut campur dalam urusan rumah tangga kita. Mulai dari rumah, kesuburanku, kamu dan sekarang Milo juga kena. Hanya karena dia Oma kamu bukan berarti dia punya hak untuk ikut campur."

Kavi dapat melihat muka Relin merah padam dengan dadanya yang bergerak naik turun. Kalau Relin sudah memanggilnya dengan sebutan 'kamu' bukan 'Mas' itu tandanya dunia sedang tidak baik-baik saja. "Sayang, jangan marah. Mas gak akan minta kamu buat berhenti pelihara Milo. Kita bisa bicarakan semuanya baik-baik."

"Mas bisa gak sih mulai bersikap tegas pada Oma? Alasan aku belum hamil juga sama sekali gak ada sangkut-pautnya dengan Milo."

Kavi yang merasa suara Relin mulai bergetar lantas memeluk istrinya itu. Membuat Relin yang awalnya menolak sambil berulangkali mendorong dada Kavi sontak terdiam saat pria itu mulai mengusap rambutnya.

"Mas janji ini kali terakhir Oma bersikap seperti itu," ujar Kavi yang ditanggapi Relin dengan gelengan keras.

"Bohong!"

"Serius, Mas janji." Kavi melepas pelukan sebelumn akhirnya menangkup kedua pipi Relin.

Terlihat wajah istrinya itu tampak masih kesal dengan bola mata yang terus berotasi. Ditambah bibir tipisnya yang cemberut membuat Kavi jadi semakin gemas dibuatnya.

"Udah ya?"

"Apanya yang udah?" Relin balik bertanya dengan mata melotot tajam.

"Marah-marahnya." Kavi menyelipkan anak rambut Relin ke telinga. "Kamu tahu kan kalau orangtua kadang punya kekhawatiran yang berlebih?"

Relin tak menjawab hanya bola matanya saja yang sibuk berpencar ke arah lain.

"Sayang, lihat Mas dulu," pinta Kavi sambil menahan wajah Relin agar hanya melihat ke arahnya.

Relin memejamkan mata lelah sebelum menatap wajah tampan milik Kavi dengan mata yang dibuka lebar-lebar.

"Mas janji ini yang terakhir kalinya, okey?"

"Hm." Relin berdehem malas. Entah kenapa ia merasa sulit untuk mempercayainya.

"Jangan marah lagi ya?" Kavi kembali membawa Relin dalam pelukannya.

When I Become A Wife [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang