"Anak-anakmu ini lho, Mas. Entah bikin ulah apa lagi sampai aku dipanggil wali kelasnya mulu." Relin memarkirkan mobilnya tepat di halaman parkir sebuah kindergarten yang tampaknya sedang berada dalam jam istirahat. "Sekarang gak cuma Dirga aja tapi Erga juga. Ya ampun! Mana wali kelasnya Miss Mona udah hapal banget lagi sama muka aku."
Relin keluar dari mobil sambil memakai kaca mata hitamnya. "Aku gak tahu sekarang masalahnya apalagi. Tahu-tahu Miss Mona bilang nyuruh dateng gara-gara ada wali murid lain pengen ketemu." Masih dengan handphone di telinga Relin mulai melenggang masuk ke dalam pekarangan kindergarten tersebut. "Kamu cepetan pulang dong, Mas," pintanya penuh harap. "Bener ya nanti sore. Mau aku jemput ke bandara gak? Oh yaudah, bye. Miss you too."
Saat telpon terhenti karena pria itu mengatakan syuting talk show yang ia hadiri di Jakarta akan segera mulai, Relin lantas melanjutkan perjalanan menuju ruangan Miss Mona yang merupakan wali kelas Dirga dan Erga. Dalam hati dia berpikir apalagi ulah dari dua anak kembar itu sampai-sampai ia harus kembali dipanggil kemari.
Ya ini memang bukan yang pertama kalinya bagi Relin.
Wanita itu ingat betul kapan pertama kali ia dipanggil ke sekolah gara-gara Dirga membuat ulah dengan mendorong temannya dari perosotan sampai seragam temannya itu kotor dan robek. Saat ia tanya kenapa Dirga sampai melakukannya, anak itu malah menjawab 'Edo duluan Bun yang ngerebut perosotannya dari anak-anak cewek yang lagi main. Dia gak mau gantian. Maunya di atas terus yaudah Dirga dorong aja ke bawah supaya yang lain bisa ikutan naik. Gak salah kan, Bun? Bunda sendiri yang bilang anak cowok harus ngalah sama anak cewek'
Tak hanya itu ia juga pernah dipanggil ke sekolah gara-gara Dirga iseng membuka selang air di taman lalu menyemprotkannya ke anak-anak lain. Saat ditanya kenapa Dirga melakukannya anak itu malah menjawab dengan polos 'temen-temen bilang mereka kepengen banget Bun ngerasain gimana rasanya mandi hujan. Tapi Mom and Dad-nya gak bolehin. Kalau disemprot pakai selang kan hampir mirip-mirip hujan kan Bun? Jadi Mom and Dad mereka gak akan marah. Kenapa Miss malah marah ke Dirga? Dirga gak salah kan, Bun? Dirga cuma mau bikin teman-teman happy.'
Kadang sikapnya yang terlalu baik dan perhatian membuat Relin jadi geleng-geleng kepala. Hal yang sungguh berbeda dengan kembarannya Erga yang bisa dikatakan jauh lebih kalem dan pendiam. Kalau saat jam istirahat Dirga lebih memilih ngacir keluar dan bermain dengan perosotan, ayunan dan semacamnya maka Erga lebih memilih pergi ke ruang bermain indoor atau perpustakaan mini yang hening. Entah itu untuk bermain puzzle, play doh, menyusun balok, melipat origami atau sekedar membolak-balik halaman buku perkenalan tentang animal.
Kalau Dirga membuatnya dipanggil lantaran kenakalan serta kejahilannya maka lain lagi dengan si Erga yang membuatnya terpanggil lantaran keengganannya dalam berbaur dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kata Miss Mona 'Erga itu kayak Dirga versi kalem dan cuek. Mau teman-teman berebut saat saya ngasih pertanyaan macam-macam animal dalam bahasa Inggris dia gak akan peduli. Saya pikir gara-gara dia emang gak bisa jawab tapi setelah diselidiki malah lebih jago dia dibanding saya. Pernah sekali saya ngasih liat foto capung tapi lidah saya keseleo bilang bahasa Inggrisnya butterfly eh tiba-tiba Erga nyahut bilang kalau itu dragonfly, Miss. Dia pinter banget cuma terlalu pemalu untuk menjawab.'
KAMU SEDANG MEMBACA
When I Become A Wife [COMPLETED]
Romance📍SEQUEL OF SO I MARRIED A FAMOUS ACTOR?📍 Punya suami pengertian, mertua yang baik, keluarga suportif serta sahabat yang selalu ada jelas adalah impian dari semua orang. Relin beruntung karena dia termasuk satu dari sekian banyaknya orang yang bisa...